Business.com, Jakarta – Teknologi Artificial Intelligence (AI) berkembang pesat, termasuk penerapannya di industri perbankan. Akankah penggunaan AI mengubah peran teller di industri perbankan?
Citi Global Perspectives and Solutions (CitiGPS) baru-baru ini merilis laporan terbarunya yang berjudul “AI in Finance: Bots, Banks and PNDs”. Laporan ini menganalisis penggunaan AI di sektor keuangan, termasuk perbankan, yang berpotensi mengubah seluruh industri.
Menurut laporan tersebut, penggunaan AI justru dapat meningkatkan profitabilitas sektor perbankan sebesar 9%. Sementara itu, 93% lembaga keuangan, termasuk bank, mengatakan penggunaan AI dapat mendongkrak keuntungan selama lima tahun ke depan.
AI juga dianggap dapat meningkatkan produktivitas bank dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, menyederhanakan operasi, dan memungkinkan karyawan melakukan lebih banyak tugas.
Namun, kebangkitan AI akan mengurangi jumlah pekerja berketerampilan rendah di sektor operasional dan teknis. AI juga menantang bank dan organisasi lain dalam hal sumber daya manusia
Dalam laporannya baru-baru ini, CityGPS menulis, “Gangguan terhadap pekerjaan dan operasional yang disebabkan oleh AI dapat mengubah sifat tenaga kerja.
Namun, laporan Citi menunjukkan bahwa secara historis penerapan teknologi baru tidak membawa perubahan cepat bagi pekerja di sektor keuangan. Misalnya, diperkenalkannya mesin ATM yang dimulai pada tahun 1960an tidak mengurangi jumlah teller yang dipekerjakan oleh bank.
Sebaliknya, jumlah orang yang bekerja di bank justru meningkat antara tahun 1970an dan pertengahan tahun 2000an. Pertumbuhannya pesat seiring dengan pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan
Seperti diketahui, penggunaan AI di perbankan semakin meluas. Penelitian yang dilakukan oleh raksasa teknologi IBM menemukan bahwa setidaknya 38% organisasi secara aktif menggunakan AI generatif. Selain itu, satu dari lima organisasi mengakui bahwa mereka hanya memiliki karyawan yang mampu menjalankan AI.
Khususnya di sektor keuangan, sekitar 50% perusahaan telah menggunakan AI untuk menghilangkan kekurangan tenaga kerja, mengurangi tugas manual atau berulang, dan mengotomatisasi respons.
Berdasarkan laporan McKinsey & Company bertajuk “Membangun AI untuk Perbankan,” banyak lembaga keuangan, termasuk bank, menggunakan AI untuk mempercepat proses persetujuan pinjaman, otentikasi biometrik, dan asisten virtual.
Bank sangat membutuhkan kemampuan AI dan analitik untuk memberikan solusi dengan pengalaman yang dipersonalisasi dan unik secara real-time.
Dengan semakin banyaknya nasabah yang melakukan transaksi sehari-hari melalui saluran digital, mereka terbiasa dengan kenyamanan, kecepatan dan layanan yang personal, dan ekspektasi mereka terhadap bank pun semakin meningkat.
Untuk bersaing dan berkembang dalam lingkungan yang penuh tantangan, bank harus mengembangkan proposisi nilai baru berdasarkan kemampuan AI dan analitik terdepan, kata laporan tersebut.
Di Indonesia, salah satu bank jumbo adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang tengah membangun AI ke dalam lingkungan transformasi digitalnya.
Dharmawan Junadi, Direktur Utama Bank Mantri mengatakan bisnis di Bank Mantri semakin besar berkat teknologi digital. Pada konferensi pers Ministerial Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta Maret lalu (5/3/2024), beliau menyampaikan bahwa digital fokus pada penguatan sektor yang kuat dan kita mengembangkan teknologi.
Bank Mantri terus mengembangkan teknologi terkini yang dapat digunakan dalam bisnis perbankan dan tidak hanya merilis Super Apps saja, namun juga menggunakan teknologi untuk proses internal dengan AI seperti Bank Mantri, Super App Livin milik Mantri dan Cabang Cobra dan Digital Mantri.
Menurutnya, AI membantu tugas-tugas besar yang sebelumnya dilakukan secara manual oleh manusia. Banyak pekerjaan yang disederhanakan, sehingga teknologi masih rutin digunakan manusia hingga saat ini, ujarnya.
Namun menurutnya, fungsi AI di Bank Mantri tidak menyelamatkan pekerja yang ada. Pekerja yang terlantar dipekerjakan kembali oleh AI
Bank jumbo lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang tahun lalu bermitra dengan V2 Indonesia untuk mengembangkan teknologi AI.
Dalam kerja sama ini, BNI meluncurkan proyek teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan metahuman berbasis AI. Teknologi ini diterapkan di setiap BNI Super Outlet dan Bisnis Flagship
Bank Digital PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) fokus pada strategi peningkatan penggunaan AI untuk meningkatkan kinerja bisnisnya.
Presiden Bank Amar Indonesia Vishal Tulsian menjelaskan melalui AI dan pembelajaran mesin, Bank Amar memiliki keunggulan dalam menciptakan solusi inovatif dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah. Makanya kita tidak main-main dengan produk tradisional, tapi dengan produk yang lebih fleksibel, ujarnya akhir tahun lalu (13/12/2023).
Vishal mencontohkan AI dan machine learning dalam meningkatkan suku bunga dana murah yang disebut Current Account Savings Accounts (CASA).
“Dalam aplikasi kami, AI akan menyediakan fitur-fitur informasi yang dapat membantu perencanaan keuangan, khususnya bagi kaum muda. Misalnya ketika mereka perlu mengurangi pengeluaran atau mengalokasikan tabungan jangka panjang tertentu,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel