Bisnis.com, JAKARTA – Pada Juni 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menguat 1,33% dalam sebulan dan kembali masuk ke level psikologis 7.000 hingga mencapai level 7.063,58 pada perdagangan akhir bulan lalu.
Namun jika melihat 6 bulan pertama tahun ini, tarifnya masih berada di zona merah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang tercatat pada Minggu (7/7/2024), IHSG melemah 2,88% (YtD) hingga akhir Juni 2024 atau H1/2024.
Hal ini juga terjadi di tengah tingginya ketidakpastian global dan beberapa katalis domestik. Secara global, pasar masih menunggu waktu penurunan suku bunga acuan The Fed dan kelanjutan pembangunan ekonomi AS dan Tiongkok.
Dari dalam negeri, pasar mempunyai waktu untuk wait and see antara dan setelah pemilu 2024. Selain itu, rupee terhadap dolar serta penerapan dan penyesuaian aturan Panitia Pemantau Khusus (PPK) pada fase tersebut. Pada semester pertama tahun ini, II menjadi fokus para pelaku pasar.
Meski demikian, bukan hanya IHSG saja yang mengalami penurunan. Berdasarkan pantauan DataIndonesia, tiga dari enam indeks saham acuan Asean juga parkir di zona merah.
Selain IHSG, ada juga bursa saham Filipina dengan indeks acuannya yakni PSEi yang melemah 0,59% pada semester I tahun ini hingga akhir Juni 2024 di 6.411,91. Bursa saham Thailand, khususnya SETi, mengalami penurunan terbesar sepanjang semester I/2024 sebesar 8,05% ke level 1.301,94.
Di sisi lain, pasar saham Vietnam, khususnya VN-Index, mengalami kenaikan terbesar di Asean sebesar 11,43% pada 6 bulan pertama tahun ini menjadi 1.259,09. Posisinya dibuntuti oleh bursa saham Malaysia yakni FTSE BM yang menguat 9,31% menjadi 1.509,09. Bursa Efek Singapura dengan indeks STI menguat 2,86% pada semester I 2024/2024 mencapai 3.332,80. (Gita Arwana Cakti)
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel