Bisnis.com, Jakarta – Saham-saham kecil menengah (SMC) lapis kedua mengungguli indeks LQ45. Analis mencermati beberapa faktor yang membuat saham sekunder mengungguli LQ45.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Cristina menjelaskan, pergerakan saham sekunder cukup menarik dalam beberapa waktu terakhir. Ia mengatakan, meski beberapa waktu lalu IHSG melemah, pergerakan terbesar datang dari saham-saham sekunder.
“Jika melihat beberapa minggu terakhir, fokus utama adalah terkait stimulus di China yang mempengaruhi harga komoditas dan mempengaruhi saham komoditas,” kata Martha, Rabu (16/10/2024).
Ia mencontohkan, sebagian simpanan berada di tingkat atas, namun sebagian besar berada di tingkat kedua dan ketiga. Hal ini membuat pergerakan saham sekunder semakin menarik.
Selain saham komoditas, menurut Martha, pergerakan saham sekunder juga didorong oleh saham properti.
Ia mengamati, saham aset dan indeks aset mengalami pembalikan momentum dalam beberapa bulan terakhir.
“Sentimennya sangat bagus. Selain penurunan suku bunga, pemerintah berencana kembali menaikkan PPN DTP dan BPHTB sebesar 5%,” kata Martha.
Menurut Martha, faktor inilah yang membuat saham-saham properti tetap bergerak. Kuatnya saham-saham aset yang sebagian besar berada di lapis kedua membuat pergerakan saham-saham sekunder menjadi menarik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Likuiditas SMC naik 2,48% year-to-date. Kekuatan indeks yang terdiri dari saham-saham sekunder ini melampaui momentum indeks LQ45 yang masih berada di zona negatif sebesar 2,26%.
Beberapa saham lapis kedua mencatatkan penguatan signifikan sejak awal tahun, seperti saham SSIA yang menguat 179,51%, TAPG yang menguat 99,19%, dan ESSA yang menguat 81,53% sejak awal tahun.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA