Bisnis.com, JAKARTA – Diare merupakan salah satu penyakit saluran cerna yang menyebabkan penderitanya sering buang air besar. Penyakit ini bisa menular melalui tinja karena terkontaminasi bakteri penyebab diare.

Dalam beberapa kasus, diare bisa berakibat fatal.

Sebelumnya, Bisnis melaporkan, sedikitnya 5 anak meninggal karena diare di Wilayah Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Leela Januar, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, mengatakan para orang tua harus mewaspadai penyakit tersebut agar anaknya tidak bermain-main dengan penderita diare.

Buktinya diare bisa menyebar ke seluruh wilayah. Hal ini bisa disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang buruk, pemeliharaan yang tidak tepat, atau sumber air yang terkontaminasi patogen penyebab diare, jelas Leela, Senin (6/5/2024).

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa sekitar 443.832 anak meninggal karena diare setiap tahunnya, dan penyakit ini merupakan penyebab kematian ketiga pada anak di bawah usia 5 tahun.

Penderita diare buang air besarnya lebih ringan dan mungkin buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari. Menurut Rumah Sakit MedPark, diare disebabkan oleh beberapa faktor.

1. Gastroenteritis adalah virus yang menyebabkan infeksi pada lambung dan usus. Infeksi rotavirus sering menyebabkan diare. Bakteri atau parasit menyebabkan infeksi saluran cerna atau keracunan makanan akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi4. Makan makanan pedas yang mengiritasi sistem pencernaan. Penyakit celiac atau intoleransi gluten terhadap makanan bertepung. Penyakit radang usus 7. Malabsorpsi atau malabsorpsi makanan 8. Kanker atau pankreatitis kronis 9. Tumor usus 10. Radioterapi Penyebab utama diare adalah kontaminasi bakteri berupa E. coli, salmonella spp., Shigella spp., Campylobacter spp. , kategori parasit meliputi Cryptosporidium, Giardia dan Entamoeba spp. Ada beberapa gejala diare yang perlu Anda ketahui untuk pencegahan dini.

1. Feses tidak normal dengan 3 kali atau lebih per hari. Bengkak 3. Mual 4. Demam 5. Feses encer atau berdarah 6. Mulut dan lidah kering 7. Mudah lelah 8. Kulit merah dan kering 9. Sakit kepala 10. Mual dan muntah tidak boleh dianggap sepele karena dampaknya bisa berakibat fatal. Selain memperhatikan kondisi anak, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi kepada anak tentang cara mencegah diare. Berikut petikan garis kesehatan untuk mencegah diare menimpa bayi Anda: 1. Cuci tangan

Anak yang sering memasukkan tangan ke dalam mulut dapat menyebabkan bakteri atau virus menginfeksi saluran cerna anak. Orang tua harus diedukasi tentang pentingnya mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik.

Orang tua juga harus mendorong anak untuk tidak memasukkan apapun, termasuk tangan, ke dalam mulut sampai mereka menyikat gigi. 2. Jaga keamanan makanan atau minuman

Makanan atau minuman harus disimpan dalam wadah atau terlindung dari paparan bakteri atau virus. Selain itu, suhu penyimpanan makanan tidak mempercepat tumbuhnya jamur atau bakteri sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain itu, perhatikan komposisi produk dan waktu penggunaan untuk mengetahui tingkat toksisitas dalam tubuh. 3. Gunakan makanan atau minuman matang

Bakteri pada makanan atau minuman yang belum dimasak meningkatkan risiko terjadinya diare, terutama bakteri e.coli yang banyak terdapat pada makanan mentah atau makanan asing. Salah satunya adalah daging yang perlu dimasak secara merata agar terhindar dari kontaminasi bakteri penyebab diare. Untuk minuman, pastikan minuman tersebut disetujui oleh Otoritas Keamanan Pangan dan jangan dikonsumsi jika kemasannya rusak. Jika ingin menggunakan air mentah, pastikan air direbus hingga mendekati titik didih untuk membunuh bakteri. 4. Hindari makan di tempat yang najis

Kebersihan toko kelontong mencerminkan cara makanan disiapkan. Usahakan untuk menghindari makan di dekat saluran air atau sungai karena berisiko terkontaminasi bakteri penyebab diare. (Muhammad Sultan Penatua Kandia)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA