Bisnis.com, JAKARTA — Menurunnya jumlah kelas menengah Indonesia diyakini berdampak pada sektor keuangan. Memang, pelemahan ekonomi menyebabkan meningkatnya kredit macet di sektor keuangan, baik di kalangan lembaga keuangan maupun fintech peer-to-peer (B2P) lending (FinTech).

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan sekitar 9,4 juta masyarakat kelas menengah akan mengalami penurunan aspirasi status kelas menengah antara tahun 2019 dan 2024, dengan jumlah masyarakat kelas menengah meningkat dari 48,27 juta pada tahun 2023 menjadi 47,85 juta . pada tahun 2024.

Kredit bermasalah (NPL) lembaga keuangan meningkat menjadi 2,8% pada Juni 2024, dibandingkan 2,69% YoY dan 2,77% MoM. Namun data P2P lending menunjukkan penurunan TWP90 secara keseluruhan sebesar 2,79%, namun terjadi peningkatan pada kelompok usia produktif (35-65 tahun), dengan nilai kredit macet mencapai Rp557,34 miliar pada Juni 2024 dibandingkan Rp541,26 miliar. Pada bulan Juni 2023.