Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konglomerat, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan kinerja yang lambat pada segmen bisnis otomotif sepanjang tahun 2024. Alhasil, kinerja ASII hingga akhir tahun diperkirakan akan ditopang oleh beroperasinya segmen bisnis pertambangan dan alat berat, PT United Tractors Tbk. (SEBUAH TR).

Merujuk data Gaikindo, total penjualan mobil Grup Astra pada Juni 2024 mencapai 43.908 unit. Sementara itu, angka penjualan mobil ASII pada Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 5,22% year-on-year (y-o-y) dibandingkan penjualan Juni 2023 sebanyak 46.328 unit. 

Jika dikumulatifkan, sepanjang semester I/2024, ASII mencatatkan penjualan sebanyak 231.792 unit mobil. Pencapaian tersebut juga mengalami penurunan sebesar 16,59% year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 277.924 unit. 

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, di tengah lesunya penjualan mobil, kinerja positif entitas Grup Astra pada kuartal I 2024 dibukukan oleh segmen jasa keuangan, kontraktor pertambangan UNTR dan entitas terkait serta perusahaan patungan (JV) yang berhasil didukung. . Sejarah ASII.

“Kami yakin triwulan I tahun 2024 mencerminkan UNTR mampu menopang kinerja ASII secara konsolidasi di tengah penjualan mobil yang saat ini masih lesu,” kata Vicky dalam Bisnis, Kamis (11/7/2024).

Pada kuartal I 2024, laba bersih ASII turun 14,39 persen year-on-year (y-o-y) menjadi Rp7,46 triliun dibandingkan periode tiga bulan 2023 sebesar Rp8,71 triliun. 

Pendapatan ASII pun turun 2,13 persen menjadi Rp 81,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 dari Rp 82,98 triliun.

Jika dirinci berdasarkan segmen, pendapatan raksasa ASII ditopang oleh segmen otomotif sebesar Rp34,19 triliun, disusul segmen alat berat dan pertambangan sebesar Rp32,41 triliun. Lalu, jasa keuangan menyumbang Rp7,77 triliun dan agrobisnis menyumbang Rp4,80 triliun. 

Selain itu, segmen infrastruktur dan logistik menyumbang Rp2,06 triliun, segmen teknologi informasi menyumbang Rp611 miliar, dan segmen real estate menyumbang Rp222 miliar. Pendapatan tersebut dikurangi biaya pembuangan sebesar Rp 865 miliar.

Menurut Wiki, secara keseluruhan prospek kegiatan alat berat dan pertambangan UNTR hingga akhir tahun cukup positif, memperkirakan permintaan sektor pertambangan batu bara akan meningkat, begitu pula dengan sektor konstruksi. masih malas. 

“Kemampuan UNTR untuk mencapai target penjualan dan profitabilitas akan bergantung pada pencapaian peningkatan produksi batu bara, percepatan belanja infrastruktur pemerintah, dan kemampuan UNTR dalam mengelola biaya dan meningkatkan efisiensi operasional,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengatakan konflik geopolitik global akan mempengaruhi kinerja UNTR, seperti kenaikan harga bahan baku yang dapat menurunkan margin keuntungan, melemahnya perekonomian global yang menyebabkan turunnya permintaan peralatan alat berat dan produk lain yang diproduksi UNTR. 

Oleh karena itu, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan pembelian saham UNTR. “Dari segi valuasi, UNTR tergolong undervalued. Disarankan untuk membeli saham UNTR dengan target harga Rp 24.625,” tutupnya.

Saham UNTR ditutup menguat 0,21% pada Rp 23.500 pada Kamis (7/11/2024). Sepanjang tahun ini, saham UNTR menguat 3,87% year-to-date (YtD).

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel