Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan Hyundai Ioniq 5, salah satu mobil listrik pertama di Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri (TKDN) sebesar 40%, diperkirakan melambat pada kuartal I 2024.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan kendaraan listrik Hyundai mencapai 707 unit pada kuartal I 2024, turun 80,09% dari 3.551 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Rinciannya, penjualan mobil listrik Hyundai terdiri dari Ioniq 5 unit sebanyak 685 unit, Ioniq 6 unit sebanyak 20 unit, dan Genesis EV hanya 2 unit.

General Manager Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan penjualan Ioniq 5 tak lepas dari tertundanya penerbitan Peraturan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh Kementerian Keuangan.

Sedangkan Hyundai Ioniq 5 sudah memiliki TKDN sebesar 40% sehingga memenuhi syarat DTP PPN 10%. Harga Ioniq 5 kini mulai dari Rp 722 jutaan untuk varian dasar.

Faktor lain yang turut memperlambat penjualan Ioniq 5 adalah persoalan peraturan pemerintah terkait kendaraan listrik. Konsumen cenderung menunggu kebijakan terbaru dari pemerintah sebelum memutuskan membeli mobil listrik.

Hal ini dijelaskan dalam Perpres 79/2023 yang memberikan pembebasan pajak atas impor barang dan kendaraan listrik (CBU).

“Ada persoalan baru terkait peraturan pemerintah, jadi pembeli wait and watch,” ujarnya, Minggu (21/7/2024).

Kabarnya, Hyundai telah meluncurkan kendaraan listrik Kona Electric yang menggunakan sel listrik. Mobil ini menempuh jarak 600 kilometer atau setara dari Jakarta ke Yogyakarta dengan harga yang sama.

Mobil ini hadir dalam lima varian yaitu Signature Long Range, Signature Standard Range, Prime Long Range, Prime Standard Range dan Style. Harga masing-masing varian tersebut adalah Rp 590 juta, Rp 575 juta, Rp 560 juta, Rp 515 juta, dan Rp 499 juta.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA