Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mengumumkan peningkatan volume penjualan emas menjadi 15.969 kilogram atau 513.415 troy oz selama semester I/2024.

Manajemen Antam menjelaskan kinerja penjualan emas meningkat 18% dibandingkan pencapaian semester I/2023 sebesar 13.508 kilogram. 

Sementara pada triwulan II, total penjualan emas ANTM pada triwulan II 2024 mencapai 8.857 kilogram atau meningkat 25% dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya yaitu 7.112 kilogram. 

Dari sisi produksi, perseroan mampu memproduksi emas sebanyak 273 kilogram pada kuartal II-2024. Jumlah tersebut meningkat 64% dibandingkan realisasi produksi pada kuartal I tahun ini yang sebesar 166 kilogram. 

“Pada semester I 2024, ANTAM mencatat total produksi emas dari tambang perseroan sebanyak 439 kilogram atau setara 14.114 troy oz,” tulis Manajemen Antam dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/7/2024). 

Manajer Antam menjelaskan, perseroan berupaya menjaga volume produksi dan penjualan pada level terbaik pada semester I/2024 untuk melaksanakan rencana kerja tahun ini. Namun, masih terdapat beberapa tantangan seputar ANTM. 

“Perusahaan juga menghadapi tantangan perizinan, kondisi geoekonomi global, dan volatilitas harga komoditas,” kata Manajemen Antam.

Untuk meningkatkan daya saing produk utama, ANTM terus melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai produk dan menerapkan kebijakan strategis untuk mengelola biaya secara tepat dan efisien. 

Dari sisi eksplorasi, ANTM juga fokus pada komoditas emas, nikel, dan bauksit. Total biaya eksplorasi awal yang belum diaudit perseroan pada Semester I/2024 mencapai Rp 49,63 miliar. 

“Sebagai bagian dari upaya peningkatan portofolio cadangan dan sumber daya emas, ANTAM fokus pada penemuan tambahan sumber daya emas baik di wilayah aktif IUP maupun di wilayah prospektif baru lainnya,” tulis Manajemen Antam.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel