Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) meminta agar pengoperasian sistem layanan Pusat Data Publik Nasional (PDNS) 2 di Surabaya dihentikan sementara akibat serangan ransomware Brain Cipher yang terjadi pada 20 Juni lalu. . 2024.

Ketua Umum APJII Jenderal Muhammad Arif mengatakan, hal itu merupakan rekomendasi APJII untuk menghentikan operasional PDNS2 bersamaan dengan pemulihan pusat data.

Arif mengatakan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (04/07/2024), “APJII merekomendasikan agar operasional Pusat Data Nasional Terprovisi [PDNS] ditutup sementara dan seluruh PDNS penyewa ditutup hingga penilaian dan perbaikan keamanan selesai. “

Selain menghentikan sementara operasional PDNS, APJII juga mengimbau pemerintah melakukan penilaian menyeluruh terhadap sistem keamanan siber PDNS. Lebih lanjut, APJII meminta pemerintah memastikan perbaikan signifikan dalam protokol keamanan untuk mencegah serangan di masa depan.

Arif mengatakan, pemerintah juga harus bersiap mengambil keputusan non-populis, yakni menunda peluncuran PDN baru hingga diperoleh hasil audit keamanan komprehensif dan penerapan langkah mitigasi yang tepat.

“Hal ini termasuk memperbarui arsitektur operasional dan proses bisnis dengan standar keamanan yang lebih tinggi dan mengadopsi pendekatan arsitektur cloud yang tidak terlalu rentan terhadap serangan,” ujarnya.

Seiring dengan ekstraksi PDN, Arif menilai perlu juga adanya kerja sama antara PDN dengan komunitas internet, termasuk APJII. Sebagai ekosistem Internet, kata Arif, APJII siap diundang berdiskusi dan memberikan masukan terkait sistem keamanan siber.

Menurutnya, kerja sama ini akan memastikan seluruh aspek keamanan dipertimbangkan secara matang dan mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

“Kami berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk memperkuat kerangka keamanan siber kita,” ujarnya.

Arif mengatakan APJII siap mendukung segala upaya peningkatan keamanan data dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel