Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi merupakan fenomena yang tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga cara masyarakat beradaptasi.

Di masa pandemi, semua orang “dipaksa beralih ke digital”. Hal ini menyebabkan berita tersebar dengan sangat cepat, termasuk berita yang tidak jelas kebenarannya alias hoax. 

Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengutip data Kaspersky yang menunjukkan saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 278 juta orang, namun jumlah perangkatnya sudah mencapai lebih dari 350 juta unit, dengan 185 juta orang menggunakan internet. dan 139 juta orang dengan media sosial.

“Di negara ini jumlah ponsel atau gadget lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya. Namun bukan berarti Indonesia menjadi negara penghasil gadget terbaik di dunia. Malah semua orang sibuk dengan gadgetnya masing-masing,” ujarnya dalam sebuah wawancara. pengarahan media. , Senin (14/10/2024). 

Dengan ramainya penggunaan internet dan media sosial, berita menyebar begitu cepat sehingga masyarakat tidak punya waktu untuk mengolah dan mengecek ulang kebenaran berita tersebut. 

Sedangkan bentuk penipuan pertama yang paling banyak diterima adalah tulisan sebesar 62%, foto 37,5%, video 0,7%, dan media sosial mencapai 92,4%. 

Menariknya, dari seluruh generasi, menurut data survei Pew Research, generasi milenial merupakan generasi yang paling kebal terhadap penipuan. Sedangkan Generasi Z dan Alpha paling rentan terhadap penipuan. 

“Kenapa generasi milenial ini? Karena mereka masih hidup di dua era. Mereka masih merasakan era bermain kaset dan pensil, tapi mereka juga merasakan Spotify. Jadi mereka masih punya kearifan sosial masa lalu yang juga hidup di dunia saat ini. di dunia digital,” jelasnya. 

Sedangkan menurut Pew Research, Gen Z, dan Alpha, sebagai pengguna media sosial terbesar saat ini, banyak yang menganggap media sosial sebagai sumber berita paling andal.

Sementara berdasarkan data Kaspersky, 2 dari 10 masyarakat Asia Tenggara sering membagikan berita di media sosial tanpa melakukan verifikasi. 

Jadi otomatis mereka adalah generasi yang lebih mudah terpapar hoax. Menurut saya, yang mengatakan nenek-nenek, baby boomer, dan orang tua mudah terpapar hoax adalah mitos, ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel