Bisnis.com JAKARTA — Bidang Perekonomian II III; Kepala Staf Kantor Presiden, Edy Priyono, mengatakan Indonesia sudah lama mengalami industrialisasi prematur, dengan sektor manufaktur menjadi tidak kompetitif sebelum mencapai puncak kejayaannya.

Kamis (3/10/2024) disampaikan Edy pada Seminar Nasional Indef bertajuk Penilaian 1 Dekade Pemerintahan Jokowi di Jakarta. Edy hadir dan mewakili Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Edy menjelaskan beberapa tantangan perekonomian Indonesia yang perlu mendapat perhatian ke depan. Salah satu yang menarik adalah kondisi industri manufaktur yang layu sebelum berkembang.

Dalam pemaparannya, Edy menyampaikan bahwa sejak tahun 2001, industrialisasi prematur sebenarnya telah terjadi di Indonesia. Artinya, Indonesia telah berjuang secara perlahan selama lebih dari 23 tahun di sektor manufaktur, seperti kapasitas produksi dalam 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi selalu berada di bawah.

Persoalannya, penurunan industri tersebut dibarengi dengan pertumbuhan signifikan di sektor lain, misalnya sektor industri. layanan. Hal ini juga menandakan berkembangnya industrialisasi awal di Indonesia.

“Sebenarnya yang jadi persoalan bukan deindustrialisasi, karena semakin maju perekonomian maka semakin besar peran sektor jasa. Nah, bagi kita deindustrialisasi itu prematur, industri kita sudah tidak berdaya saing sampai kita mencapai tahap matang,” kata Edy. Kamis (3/10/2024).

Menurut Edy, proses transformasi ekonomi terjadi secara alamiah dari yang awalnya didominasi oleh sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini sudah lama terjadi di banyak negara maju.

Pada fase terakhir, peran utama sektor industri beralih ke sektor jasa. Transisi ini ditandai dengan peningkatan kontribusi sektor jasa terhadap produk domestik bruto (PDB), namun industri justru dikesampingkan.

Sayangnya, di Indonesia terjadi penurunan PDB sektor manufaktur akibat kinerja industri yang tidak stabil.

Ia menyoroti Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur juga kurang baik. Selama tiga bulan terakhir, PMI manufaktur Indonesia turun ke angka 50 atau di bawah 50, dengan angka akhir perkiraan September 2024 sebesar 49,2.

“Saat ini, perkembangan sektor jasa belum tentu bisa berkembang. Ini sebuah tantangan,” kata Edy.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.