Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Universitas Padjadjaran memaparkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan produk tembakau alternatif terhadap kesehatan gusi dan jaringan pendukung gigi.

Profesor Amalia dari Fakultas Kedokteran Gigi (Unpad) berasal dari Italia. Ia memaparkan hasil penelitian gabungannya dengan Center of Excellence for Accelerating Harm Reduction (CoEHAR) bertajuk Smile Research dari University of Catania.

Fokus atau subjek penelitian Smile Study adalah perokok; Ia menjelaskan, mereka yang berhenti merokok adalah mereka yang menggunakan produk tembakau lain dan mereka yang tidak pernah merokok pada usia 18-45 tahun. Pada saat yang sama, Penelitian ini diujikan pada 15 partisipan dalam uji coba selama 18 bulan.

“Tujuannya untuk membandingkan efek oral pada masing-masing kelompok eksperimen,” kata Amalia, Senin (21/10/2024).

Produk tembakau alternatif seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan tetap menghasilkan nikotin tanpa menggunakan sistem pengiriman nikotin yang terbakar atau tidak terbakar, katanya.

Menurutnya, tidak adanya bahan mudah terbakar seperti tar dan bahan beracun mengurangi risiko produk sekitar 90 persen.

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah kesehatan periodontal. Hal ini karena perokok memiliki gusi berwarna gelap akibat penyempitan pembuluh darah.

Perubahan kedua adalah penumpukan plak yang mempengaruhi kebersihan gigi. Plak merupakan kumpulan bakteri yang menempel pada permukaan gigi. Ketiga, Tingkat antioksidan dan stokastik; Penanda kerusakan tulang.

Amalia menjelaskan, perokok lebih rentan mengalami kerusakan gigi. Variabel kelima adalah faktor risiko penyakit jantung.

“Gigi terakhir ternoda. Perokok tampaknya memiliki gigi berwarna hitam atau kuning. “Dengan bergerak maka gigi akan lebih bersih,” ujarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif berhasil mengurangi risiko yang terkait dengan merokok, ujarnya. Pengguna produk tembakau alternatif yang menghentikan kebiasaannya mengalami penurunan signifikan dalam tingkat penanda kerusakan gigi dan tulang.

Dengan hasil Smile Study, Amalia mengatakan hal terbaik bagi perokok adalah berhenti merokok.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.