Bisnis.com, JAKARTA – Induk Google, Alphabet, memperkirakan pendapatan kuartalan akan meningkat sekitar 14%, pertumbuhan dua digit pada kuartal keempat berturut-turut.
Pertumbuhan pendapatan didorong oleh permintaan yang stabil terhadap layanan komputasi awan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan pertumbuhan pasar periklanan, demikian laporan Reuters, Selasa (23/7/2024).
Perlu diperhatikan bahwa pada konferensi pengembang Google I/O 2024 Mei lalu, Google meluncurkan segmen yang didukung AI dalam penelusuran dan meningkatkan model Gemini AI untuk bersaing dengan OpenAI dan layanan Microsoft.
Selain itu, Google akan merilis perangkat Pixel baru yang mendukung AI pada bulan depan, menyusul pengumuman Apple mengenai kemampuan AI pada iPhone terbarunya dan integrasi dengan ChatGPT pada bulan Juni.
Gil Luria, analis perangkat lunak senior di D.A Davidson & Co., mengatakan investor akan mencari kesuksesan yang berkelanjutan dalam layanan pencarian Alphabet. Di luar itu, lanjut Luria, investor juga ingin melihat tanda-tanda perusahaan mampu beradaptasi dengan era baru kecerdasan buatan (AI).
“Perusahaan perlu membuktikan bahwa AI mendorong pertumbuhan Google Cloud, bahwa penelusuran tidak mengalami penurunan seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang beralih ke obrolan AI, dan bahwa model-model baru yang dibangun bersifat kompetitif,” katanya.
Belanja modal perusahaan melonjak 91% menjadi $12 miliar antara bulan Januari dan Maret, sehingga membuat takut beberapa investor, bahkan ketika CEO Sundar Pichai yakin bahwa mengintegrasikan kecerdasan buatan akan meningkatkan kebutuhan permintaan bisnis cloud dan pencarian.
Sementara itu, biaya operasional perusahaan kemungkinan akan meningkat lebih dari 32% menjadi $27,57 miliar pada kuartal kedua tahun 2024, peningkatan tertinggi dalam lebih dari dua tahun, menurut LSEG.
Selain itu, investor akan menghadapi banyak pertanyaan tentang Alphabet, yang dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi startup keamanan siber Wiz senilai sekitar $23 miliar.
Bisnis inti Alphabet kemungkinan akan mengalami pertumbuhan yang sehat seiring membaiknya kondisi makroekonomi yang memberikan kepercayaan kepada pelanggan untuk berinvestasi dalam komputasi awan dan belanja iklan.
“Belanja penelusuran Google terus bertahan dengan baik… Kami yakin pengiklan harus fokus pada pembelanjaan sebagai kunci untuk mengimbangi inflasi,” kata analis RBC Capital Markets, Brad Erickson.
Di sisi lain, para analis juga memperkirakan kinerja yang kuat dari YouTube, sebagian berkat perluasan peluang monetisasi untuk Shorts, produk video bergaya TikTok.
Sementara itu, data dari LSEG menunjukkan penjualan komputasi awan dan pendapatan iklan Alphabet diperkirakan akan meningkat masing-masing sebesar 26,4% dan 10,8% pada kuartal kedua, sejalan dengan dua kuartal sebelumnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel