Bisnis.com, Jakarta – Penjualan Sukuk Seri ST012 yang ditawarkan mulai 26 April 2024 resmi berakhir hari ini (29/5/2024) pukul 10.00 WIB. Penjualan ST012 pun mencapai Rp 19,05 triliun untuk kedua seri tersebut.

Kuota penerbitan DJPPR Kementerian Keuangan, ST012 meningkat beberapa kali lipat dari semula Rp 10 triliun menjadi Rp 19,5 triliun. Hal ini untuk mengakomodasi kuatnya minat investor ritel terhadap ST012.

Seperti diketahui, pemerintah menerbitkan ST012 dalam dua seri, yakni ST012-T2 (tenor 2 tahun) dengan kupon 6,40% dan Green Sukuk Ritel ST012-T4 (tenor 4 tahun) dengan kupon tertinggi 6,55% per tahun. 

Merujuk data salah satu mitra distribusi PT Bareksa Marketplace Indonesia pada Selasa (28/5) pukul 19.01 WIB, terlihat ST012 dari kedua seri tersebut laris manis kepada investor sekitar Rp 19,05 triliun.

Rinciannya, ST012-T2 terjual sekitar Rp 14,10 triliun dan ST012-T4 terjual sekitar Rp 4,93 triliun. Artinya Kementerian Keuangan mengantongi Rp 19,05 triliun dari penjualan ST012, kecuali angkanya berubah signifikan, namun angka pasti penjualannya akan diumumkan kemudian. 

Hasilnya, data penjualan menunjukkan jumlah peminat Sukuk Tabungan ST012 dengan tenor 2 tahun lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenor 4 tahun.

Dwi Irianti Hadiningya, Direktur Pembiayaan Syariah DPPPR Kementerian Keuangan, mengatakan penjualan ST012 sangat baik, mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap ST012. Nominal pesanan dan jumlah investor ST012 sejauh ini sesuai ekspektasi pemerintah. 

“Untuk mengakomodir animo masyarakat yang besar terhadap ST012, pemerintah beberapa kali menambah kuota penjualan ST012 selama masa penawaran,” kata Dwi seperti dikutip Bisnis, Rabu (29/5/2024).

Dwi mengatakan, penjualan ST012 bagus karena literasi masyarakat terhadap perangkat pemerintah semakin membaik, meski masih perlu ditingkatkan. 

“Selanjutnya, sebagai salah satu instrumen SBN ritel, ST012 memiliki risiko yang relatif kecil dan memiliki fitur yang sangat menguntungkan bagi investor ritel, aman dan sesuai syariah, karena mendapatkan opini syariah dari DSN-MUI mudah, terjangkau dan menguntungkan,” ujarnya. Dia berkata. 

Sementara itu, ST012 tetap populer di kalangan investor setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25% pada rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21-22 Mei 2024. 

Sebagai informasi, kupon ST012 memiliki fitur float pada batas bawah (floating with float). Artinya, imbal hasil ST012 akan naik ketika suku bunga acuan Bank Indonesia naik, namun tidak boleh turun di bawah batas bawah. 

“Jangan lupa ST012 mempunyai tenor 4 tahun yaitu seri ST012-T4 yang merupakan green sukuk ritel yang menggunakan kerangka SDGs, mengedepankan minat investor yang sangat peduli terhadap kegiatan perlindungan lingkungan hidup. “ucap Dwi..

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel