Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menyetujui plant development (PoD) atau rencana pengembangan tambang pertama Geng Utara di Wilayah Kerja Ganal Utara, Tambang Gehem di Wilayah Kerja Ganal dan Wilayah Kerja Rapak.

Keputusan ini tertuang dalam Komunikasi Resmi Menteri ESDM Nomor: T-351/MG.04/MEM.M/2024 yang menanggapi surat Direktur SKK Migas No. SRT-0318/SKIA0000/2024/S1 tentang Rekomendasi PoD Proyek Pembangunan Pusat Utara di Selat Makassar. 

Kepala Departemen Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan disetujuinya PoD merupakan pencapaian penting bagi industri hulu migas untuk mampu mendukung ketahanan energi di Indonesia Emas 2045. 

Hudi dalam keterangan resminya, Jumat (23 Oktober 2023), mengatakan, “Pengajuan izin POD proyek PSN Hulu Migas berlangsung cepat karena sejak ditemukannya Giant Geng North pada Oktober 2023, dalam waktu 10 bulan, POD tersebut disetujui. ” Agustus 2024). 

Sesuai Proyek Strategis Nasional (PSN) hulu migas, lokasi PoD juga merupakan upaya peningkatan migas dan menerapkan salah satu strategi konversi sumber daya menjadi produksi. 

Dalam hal ini, SKK Migas juga turut membantu percepatan penyelesaian PoD sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk terus melaksanakan reformasi birokrasi, salah satunya adalah mempercepat prosedur di industri migas.

Persetujuan POD lapangan pertama Geng North WK North Ganal dan Gehem Field WK Ganal dan WK Rapak diharapkan dapat meningkatkan sentimen investasi di sektor hulu migas seiring dengan upaya Pemerintah dan SKK Migas yang terus meningkatkan daya saing investasi – uang meningkat di industri hulu migas di Indonesia,” jelasnya. 

Hudi menjelaskan perjanjian PoD ini telah mendatangkan investasi besar bagi Indonesia dengan perkiraan biaya investasi (tidak termasuk sunk cost) sebesar 11,847 juta USD dan biaya operasional (termasuk biaya ASR, PPN, dan PBB) sebesar 5,643 juta USD. 

Dengan demikian, total investasi proyek ini adalah 17,490 juta USD atau sekitar Rp 280 triliun (kurs US$=Rp 16,000). Sedangkan total biaya WK Ganal Utara dan WK Rapak sebesar 859 juta USD. 

“Investasi Rp 280 triliun ini tentu besar karena 2,5 kali lebih besar dibandingkan investasi kereta cepat Jakarta Bandung (sekitar Rp 112 triliun),” ujarnya. 

Proyek ini berpotensi menghasilkan total pendapatan (pendapatan kotor) hingga 39,457 juta USD atau setara Rp 631 triliun.

Sedangkan bagian Pemerintah dari pendapatan tersebut sebesar 12,993 juta USD atau setara dengan Rp 208 triliun atau sekitar 31,5% dari total pendapatan.

Sedangkan bagian kontraktor sebesar 8,128 juta USD atau sekitar 19,7% dari total pendapatan dan biaya cost recovery sebesar 18,336 juta USD atau sekitar 44,4%.

“Sesuai kesepakatan dalam POD, pendapatan minimalnya sekitar Rp 208 triliun. SKK Migas akan melakukan pengawasan dan pengendalian semaksimal mungkin agar cost recovery bisa dilakukan lebih efisien, sehingga dana – pendapatan negara bisa meningkat. bahkan lebih tinggi lagi,” jelasnya. 

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, Hudi menegaskan, konsep yang digunakan dalam perhitungan keekonomian PoD juga mempertimbangkan manfaat dalam negeri, seperti harga gas melalui pipa sebesar 6 USD/MMBTU.

“Kami berharap Pemerintah dapat mendorong berkembangnya industri dalam negeri yang membutuhkan gas, khususnya di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, untuk dapat memanfaatkan energi yang ada saat ini,” jelasnya.

Dengan begitu, nilai tambah manfaat negara juga akan semakin meningkat. Pasokan gas di wilayah tersebut juga akan sangat besar dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan pengguna gas.

Hudi menambahkan, disetujuinya POD tambang pertama Geng North WK North Ganal dan Gehem Field WK Ganal dan WK Rapak kemungkinan akan membawa multiplier effect yang luas, misalnya pada industri bangunan, mengingat tingginya penghematan industri minyak dan top gas. industri, di antara sekitar 58%.

“Kami berharap industri dalam negeri dapat mempersiapkan diri dengan meningkatkan kapasitas produksi karena ketika proyek ini mulai beroperasi, produsen dalam negeri dapat menyediakan barang/jasa secara maksimal,” ujarnya.

Lebih lanjut, SKK Migas juga berharap mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan untuk mendukung upaya percepatan penyelesaian proyek PSNL Ganal Utara WK Geng Utara dan WK Gehem WK Ganal serta PSNL Rapak WK.

Persetujuan POD ini hanya tahap awal dan prosesnya akan memakan waktu hingga produksi, termasuk penyelesaian perizinan, AMDAL, pembebasan lahan, dukungan situs sosial dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, kami berharap mendapat dukungan penuh dari para pihak agar tidak ada kendala baik perizinan, pembebasan lahan, dan lainnya, tambahnya.

Dia meminta semua pihak berkomitmen untuk memastikan pengembangan proyek PSN tidak terhambat. Diharapkan juga dapat diselesaikan dengan cepat sehingga produksinya dapat meningkatkan pasokan migas, berkontribusi terhadap pendapatan negara, dan mendukung ketahanan energi. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel