Bisnis.com, JAKARTA – Komisaris Industri Konstruksi Baru (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho yakin proyek Tapera bisa mengatasi permasalahan perumahan.

Ia mengatakan, proses penurunan kesenjangan perumahan bukanlah tugas yang mudah. Pasalnya, 700.000 hingga 800.000 keluarga baru setiap tahunnya membutuhkan tempat tinggal.

Saat ini, kata Heru, pemerintah terus berupaya mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang mencapai 12,7 juta unit. 

“Di antara berbagai inisiatif tersebut, Tapera sebenarnya merupakan proyek peningkatan efisiensi asuransi rumah dengan KPR dan proyek lainnya untuk masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal,” kata Heru kepada Bisnis, Jumat (31/5/2024). 

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 (Susenas), angka sampah perumahan mengalami penurunan dari 10,51 juta lembar pada tahun 2022 menjadi 9,9 juta lembar pada tahun 2023. 

Senada, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, rumah kedua merupakan permasalahan umum yang masih mengkhawatirkan karena belum menunjukkan penurunan yang signifikan.

Kecilnya anggaran pemerintah untuk sektor perumahan diyakini menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karena itu, program hibah Tapera dinilai bisa menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Padahal BP Tapera sudah berusia 35 tahun. Bisakah backlog tersebut dihilangkan? Padahal, dengan bertambahnya jumlah orang yang terlibat di Tapera, maka semakin besar pula kemampuan penyelesaian permasalahan yang ada di kiri,” kata Herri.

Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel