Bisnis.com, JAKARTA – Institute of Essential Services Reform (IESR) menyatakan risiko investasi terkait eksplorasi panas bumi menjadi permasalahan serius pada proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, tingkat komponen nasional (TKDN) tidak menjadi penghalang dalam pelaksanaan proyek tersebut. 

“Nah, karena investasinya mahal, karena risiko eksplorasi tinggi dan biaya eksplorasi semakin besar, maka harga jual listrik juga tinggi,” kata Fabby yang dihubungi Bisnis.com baru-baru ini.

Fabby mengatakan, saat ini usulan harga jual listrik panas bumi yang diajukan koperasi adalah lebih dari 10 sen per kWh.

Fabby menilai angka tersebut masih terlalu tinggi terhadap dolar. Pasalnya Złoty menginginkan harga listrik yang dibeli dari sumber panas bumi sebesar 8 sen.

“Namun, dengan harga ini, zloty menganggapnya terlalu tinggi. “Kalau saya lihat, PLN berharap harganya bisa tetap di bawah, katakanlah, 8 sen,” kata Fabby.

Lebih lanjut Fabby mengatakan, untuk mengembangkan proyek PLTP, pemerintah harus mengambil langkah-langkah spesifik, salah satunya dengan menanggung risiko eksplorasi agar lapangan panas bumi yang dilelang kepada operator merupakan lahan siap ekstraksi.

“Jika pemerintah mengambil risiko ini, diharapkan harga pengembangan energi panas bumi akan turun dan harga jual listrik menjadi murah. “Kalau lebih murah bisa beli PLN 1,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyimpulkan pemanfaatan sumber daya panas bumi untuk produksi listrik belum maksimal.

Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan dari total sumber daya panas bumi sebesar 23.531 megawatt (MW), konsumsi listrik hanya sekitar 11%.

“Baru 2.597,5 MW atau baru sekitar 11% dari total sumber daya panas bumi yang dimanfaatkan sebagai sumber listrik,” kata Wafid dalam kolokium PSDMBP, Kamis (01/08/2024).

Wafid mengatakan, saat ini Survei Geologi khususnya Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) terus melakukan percepatan pengembangan energi panas bumi. Salah satunya dengan meningkatkan eksplorasi panas bumi.

“Makanya [Survei Geologi] fokus pada percepatan pengungkapan potensi dan peningkatan status konversi energi,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel