Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyatakan terus menunjukkan kinerja pembiayaan yang stabil, terutama pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah tantangan perekonomian akibat menyusutnya kelas menengah dan melemahnya daya beli. masyarakat. 

Mandiri Utama, CFO Rulli Setiawan, mengatakan kinerja MUF dalam pembiayaan sektor UMKM terus tumbuh signifikan, meski tren pembiayaan sektor keuangan secara keseluruhan berada dalam tren menurun.

Pembiayaan MUF untuk segmen UMKM melalui sektor manufaktur mencapai Rp2,7 triliun hingga September 2024, naik 22,3% year-on-year, kata Rulli kepada Bisnis, Selasa (15/10/2024). 

Rulli juga menegaskan, menurunnya pembiayaan usaha mikro pada industri secara keseluruhan tidak lepas dari dinamika menyusutnya kelas menengah penduduk Indonesia, serta melemahnya daya beli masyarakat. Situasi ini berdampak langsung pada permintaan pembiayaan, termasuk pada sektor UMKM.

Meski demikian, ia tetap optimis kebijakan pemerintah mendorong pembiayaan UMKM dan upaya meningkatkan daya beli masyarakat dapat menjadi katalis positif untuk memperbaiki keadaan.

“Kami meyakini efektivitas penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kebijakan pemerintah untuk menstimulasi penyaluran pembiayaan bagi UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk permintaan terhadap pembiayaan. jasa keuangan bagi UMKM – perusahaan. yang juga akan meningkat,” kata Rulli. 

Karyawan melayani nasabah di cabang Mandiri Utama Finance (MUF) Jakarta, Kamis (04/07/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan di segmen UMKM, Rulli menjelaskan MUF telah menerapkan beberapa strategi utama. Salah satu arah utamanya adalah diversifikasi sektor pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar UMKM yang dinamis. 

“Kami menawarkan pembiayaan untuk sektor modal kerja dan investasi. “Hal ini bertujuan untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas sehingga kebutuhan finansial para pelaku UMKM dapat terpenuhi dengan lebih tepat,” ujarnya.

Selain diversifikasi, Rulli menekankan pentingnya perbaikan analisis kredit dan manajemen risiko untuk memastikan pendanaan yang disalurkan tetap sehat.

Dalam dunia keuangan, risiko kredit merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, dan MUF berkomitmen untuk terus menyempurnakan proses penilaian risiko agar lebih akurat dan komprehensif.

Selain itu, investasi di bidang teknologi juga menjadi pilar penting strategi MUF. Rulli menjelaskan MUF telah memperkenalkan platform digital untuk mempermudah proses pengajuan dan pencairan bagi nasabah. 

“Kami juga berinvestasi pada inovasi teknologi, memperkenalkan platform digital untuk proses aplikasi dan pembayaran. “Dengan kombinasi strategi tersebut, kami optimis dapat mempertahankan dan meningkatkan penyaluran pembiayaan bagi UMKM secara berkelanjutan di masa depan,” ujarnya. 

Hingga Agustus 2024, Kantor Pengawasan Keuangan (OJK) mencatat crowdfunding perusahaan menengah mengalami penguatan, dengan pendanaan tercatat sebesar Rp 67,01 triliun, naik dari Rp 49,25 triliun pada Agustus 2023.

Hal ini menjadikan pendanaan dengan kapitalisasi menengah menjadi posisi beredar kedua terbesar setelah pendanaan dengan kapitalisasi besar. Sementara pembiayaan usaha mikro mengalami penurunan dari Rp53,18 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp51,08 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA