Bisnis.com, Jakarta — Pelaku bisnis investasi menilai lemahnya daya beli dan menyusutnya kelas menengah menjadi penyebab minimnya pendanaan di industri. 

Crismanto Sargya, Presiden Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia III (Amoisnedo), mengatakan lemahnya situasi perekonomian memperlambat aktivitas pendanaan modal ventura.

“[Melemahnya pembiayaan dalam investasi] merupakan faktor ekonomi utama yang menurunkan permintaan pembiayaan. Dampak terbesarnya [akibat turunnya daya beli],” ujar Chris kepada Business Insider, baru-baru ini (2/10/2024).

Pendanaan modal ventura terkontraksi menjadi Rp 16,19 triliun pada Agustus 2024, naik 9,03% per tahun (year-on-year). Melanjutkan tren penurunan pada bulan Juli yang juga mengalami kontraksi 10,67% menjadi Rp 16,18 triliun. Tren tersebut terulang pada periode Juni 2024 yang juga mengalami penurunan sebesar 10,97% dengan pendanaan Rp 16,22 triliun.

Di sisi lain, melemahnya perekonomian Indonesia terlihat dari menurunnya daya beli masyarakat. Secara historis, data Badan Pusat Statistik menunjukkan angka inflasi lima bulan terakhir masing-masing pada Mei (0,03%), Juni (0,08%), Juli (0,18%), Agustus (0,03%), dan September (0,12). %). .

Indikator lainnya terlihat pada jumlah kelas menengah. BPS mencatat, setidaknya 9,4 juta penduduk kelas menengah yang keluar dari kelompok kasta pada tahun 2019 hingga 2024 menjadi 47,85 juta jiwa. Secara tahunan, jumlah kelas menengah juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yaitu sebanyak 48,27 juta jiwa.

Sementara itu, Chris yang juga Direktur Manajemen Risiko PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK Ventura) menyampaikan update pendanaan yang disalurkan perusahaannya mencapai Rp 7 triliun pada Agustus 2024.

Tahun ini, MBK Ventura menargetkan untuk terus meningkatkan pembiayaannya sebesar 10-15%. Bersamaan dengan industri secara keseluruhan, Badan Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pendanaan modal investasi mencapai Rp 18,18 triliun pada akhir tahun ini.

Chris menilai tujuan OJK masih realistis. Strategi MBK Ventura dalam meningkatkan pendanaan adalah perluasan pasar dan pembukaan cabang secara hati-hati. Setiap perusahaan investasi memiliki metode dan strateginya masing-masing, kata Chris.

“Target [Rp 18,18 triliun] masih realistis. Diharapkan bisa tercapai dengan setiap strategi PMV VDC [Perusahaan Utang Perusahaan],” kata Chris.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel