Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Indonesia (Aspermigas) mempertemukan pemangku kepentingan dan dunia usaha untuk melawan pengeboran minyak ilegal.
Presiden Aspermigas Mustico Salih mengatakan pertemuan tersebut akan dilaksanakan pada Januari 2025.
“Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak, perlu partisipasi semua pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat,” kata Mustico dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).
Menurutnya, pertemuan yang diselenggarakan ini merupakan bagian dari upaya Aspermigas mencari solusi berkelanjutan untuk mengakhiri aktivitas ekstraksi minyak ilegal di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah.
“Kami menginginkan adanya rencana untuk membantu mengakhiri pengeboran minyak ilegal, seperti memberikan insentif bagi perusahaan untuk memantau dan merehabilitasi wilayah yang terkena dampak.
Ia meyakini kebijakan tersebut akan mendorong perusahaan migas untuk berperan aktif dalam menjamin keberlanjutan industri migas. Musako mengatakan, pertemuan pada Januari tahun depan diharapkan bisa mengawali kerja sama yang lebih erat antara semua pihak.
“Ini adalah kesempatan kita untuk membuat perbedaan nyata. “Jika semua pihak bisa bertindak bersama, saya yakin kita bisa mengatasi masalah ini dan melindungi masa depan industri migas,” kata Mustico.
Aspermigas juga mengusulkan beberapa langkah untuk memberantas pengeboran minyak ilegal. Terkait hal ini, Sekjen Aspermigas Agar Biantoro mengatakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membentuk badan khusus yang mencakup berbagai lembaga seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Politik, TNI, KPK, dan Kementerian Energi. Kementerian Energi dan Hak Asasi Manusia. Menurut Mina dan SKK Migas, aparat keamanan akan memimpin badan khusus presiden ini.
“Dengan mengkonsolidasikan jaringan ini, kita dapat mengelolanya dari atas ke bawah, mulai dari aktor hingga jaringan utama di belakangnya,” demikian pengumuman tersebut.
Ia menegaskan, aparat keamanan harus menjadi garda terdepan. Ia mengingatkan pemerintah agar tidak terlena dalam penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pengeboran sumur minyak ilegal.
Mereka yang terlibat, termasuk orang kaya dan individu yang mendukung rute ilegal ini, harus dihukum berat, kata iklan tersebut. Selain itu, kata dia, penggunaan peralatan juga menjadi bagian penting dalam memberantas sumur minyak ilegal.
Agar mengatakan, pihaknya menggunakan teknologi drone dengan sensor khusus untuk memantau aktivitas penambangan ilegal secara real-time.
“Ini memberi kita kesempatan untuk mengidentifikasi sumur-sumur ilegal di daerah terpencil sehingga kita bisa melakukan intervensi dengan cepat,” tambahnya.
Teknologi ini meningkatkan efisiensi pengawasan, yang sulit diterapkan di lapangan, kata pengumuman itu. Iklan tersebut juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam kepedulian.
“Masyarakat yang berada di sekitar lokasi penambangan liar adalah pihak yang paling terkena dampaknya, sehingga penting untuk melibatkan mereka dalam pemantauan ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Unit Khusus Operasi Hulu Migas, Dkoko Siswanto, menyatakan industri migas Indonesia sedang terganggu.
Bahkan, dia mengklaim proses ilegal tersebut telah merugikannya sebesar 8.000 barel per hari (BOPD). Oleh karena itu, Dioco mengingatkan semua pihak yang terkait akan tanggung jawabnya untuk menangani masalah tersebut.
“Hal ini akan mengakibatkan hilangnya minyak sekitar 8.000 BOPD,” ujarnya dalam pertemuan bersama dengan Komite XII Korea Utara, Senin (18/11). “SKK Migas memerlukan dukungan semua pihak untuk mengatasi hal tersebut.”
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel