Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham BUMN Karya dan anak usahanya membukukan hasil bagus pada pekan perdagangan terakhir. Hal ini sejalan dengan komitmen berkelanjutan untuk mengembangkan Ibu Kota Indonesia (IKN), demikian laporan keuangan.

Menurut data RTI Business, harga saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Misalnya saja (WIKA) yang menguat 59,43% dalam satu pekan perdagangan atau 12-16 Agustus 2024. Harga saham WIKA ditutup pada Rp338 dan menjadi gainer terbesar dalam sepekan kerja tersebut. 

PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) pun masuk kategori top gainers dengan harga sahamnya melonjak 29,76% dalam satu pekan perdagangan. Kemudian anak perusahaan WIKA lainnya yaitu PT Wijaya Karya Gedung Gedung Tbk. (WEGE) mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 26,15% pada pekan ini. 

Tak hanya grup WIKA, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) catat kenaikan harga 15,43% menjadi Rp 444 per minggu, anak perusahaan PTPP adalah PT PP Presisi Tbk. (PPRE) menguat 14,29%. Kemudian PT PP Properti Tbk. (PPRO) mencatatkan penguatan sebesar 33,33% dalam sepekan. 

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) juga mencatatkan kenaikan harga sebesar 15,87% dalam sepekan dan ditutup pada Rp 292 pada Jumat (16/8/2024).

Di sisi lain, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) juga disuspensi di bursa sejak 8 Mei 2023 dan dihentikan di Rp 202 per saham.

Kenaikan harga saham banyak produk BUMN Karya terjadi di tengah kuatnya komitmen pemerintah Indonesia terhadap pengembangan IKN. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam APBN 2025 menyebutkan proyek infrastruktur memiliki anggaran sebesar Rp400,3 triliun. 

Jokowi mengatakan pada Jumat (16/8/2024) di Kompleks Parlemen, Jakarta bahwa “Anggaran ini ditujukan untuk infrastruktur pendidikan dan kesehatan, infrastruktur komunikasi, infrastruktur pangan dan energi, serta pembangunan IKN yang berkelanjutan,”

Direktur WIKA Agung Budi Waskito dalam keterangannya mengatakan, proyek-proyek WIKA yang dilaksanakan di IKN terbukti sukses dan kini berada pada tahap akhir penyelesaian.

Saat ini pembangunan Istana Kepresidenan dan Kantor Kepresidenan telah mencapai tahap akhir dengan fokus penyelesaian interior.

Selain itu, pembangunan proyek telepon IKN kini telah memasuki tahap akhir pengerjaan. Proyek IKN Tolweg saat ini fokus pada penyelesaian pekerjaan pengaspalan aspal, pemasangan handrail, marka dan penghijauan di sepanjang jalan tol. 

Di sisi lain, pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur juga hampir selesai dan bisa digunakan untuk mempromosikan kepemimpinan IKN. Ke depan, kedua proyek ini akan memberikan akses yang lebih baik dan mendorong konektivitas di kawasan IKN.

Dikatakannya, dengan hampir selesainya banyak proyek penting IKN, WIKA berharap dapat melakukan upaya terbaik untuk mempersiapkan IKN sebagai tempat proyek-proyek negara. WIKA juga berjanji akan terus menjaga kualitas dan jadwal penyelesaian proyek-proyek IKN.

“Dengan selesainya proyek-proyek tersebut, IKN dapat menjadi simbol baru kebanggaan bangsa,” kata Agung dalam keterangannya, Jumat (16/8/2024).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, beberapa emiten BUMN Karya mendapat opini positif atas perpanjangan kontrak IKN yang dilakukan pemerintah baru, khususnya WIKA. “Hal ini mempengaruhi profitabilitas WIKA untuk bisnis baru. Juga mempengaruhi kinerja WIKA. Di sisi lain, ada kekhawatiran terhadap kinerja keuangan WIKA yang buruk,” kata Nafan.

Katalis Indeks Kapitalisasi Kecil MSCI

Selain itu, membaiknya kinerja saham WIKA terjadi ketika WIKA masuk dalam Small Cap Index Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Berdasarkan hasil analisis sementara yang dipublikasikan pada Senin (12/8/2024), MSCI Inc. telah memutuskan untuk merevisi komposisi berbagai indikator yang dikontrolnya. 

Untuk MSCI Indonesia, lima saham telah didaftarkan dan tidak ada saham yang ditarik. Selain WIKA, ada beberapa komentator yang masuk dalam indeks, yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY), PT MD Gambar Tbk. (FILM) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan masuknya banyak investor ke dalam MSCI Small Cap Index merupakan kabar baik sehingga memberikan prospek positif terhadap produk tersebut.

Ujarnya kepada Bisnis, Selasa (13/8/2024).

Setelah itu terjadi peningkatan pendapatan seiring dengan meningkatnya minat investor sesuai dengan jumlah investor yang berpartisipasi dalam indeks.

“Jika diikuti dengan baik maka potensi inflasi jangka panjang sangat besar,” kata Sukarno. Menurut dia, kenaikan harga hanya bersifat sementara jika opini yang baik tidak diikuti dengan fundamental yang baik.

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan produk apa pun. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel