Bisnis.com, Jakarta – PT Indica Energy T.B. (INDY)  sedang mempertimbangkan transformasi bisnis menjadi paket bernilai tambah sebagai bagian dari strategi jangka menengah dan panjang.

Presiden Direktur Indica Energy Arsjad Rasjid mendukung dukungan INDY terhadap keberlanjutan, sehingga menerapkan ESG sebagai strategi jangka menengah dan panjang. Arsjad sepakat INDY berhak memasuki seluruh bisnis mineral asalkan memberikan nilai tambah.

“Semuanya (produk mineral), [yang penting] ada nilai tambah,” kata Arsjad menjawab pertanyaan bisnis saat ditemui di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Selain itu, Arsjad mengatakan INDY akan menerapkan kebijakan yang sesuai dengan perilaku Indonesia ke depan. “Apa rencana Indonesia, INDY akan mengikuti,” jelasnya.

Seperti diketahui, INDY sendiri memiliki 3 perusahaan berbeda yang bergerak di bidang pertambangan yakni PT Masmindo Dwi Area, PT Meko Metal Mining, dan PT Rokjo Energy Nusantara.

Kawasan Masmindo Dwi merupakan tambang emas yang sedang berkembang di Sulawesi Selatan. Pembangunannya dimulai tahun ini dan diharapkan selesai dalam dua tahun. Tambang tersebut mungkin menghasilkan emas pertamanya pada tahun 2025.

Mekko Metal Mining fokus pada penambangan bauksit di Kalimantan Barat. Mereka mempunyai cadangan sekitar 30 juta ton dengan 5,7 juta ton. Kapasitas produksi tambang bauksit ini sebesar 1 juta ton per tahun.

Terakhir, bisnis nikel. INDY sendiri tidak langsung memulai operasi penambangan nikel, melainkan berdagang melalui Rockjo Energy Nusantara.

INDY telah berinvestasi sekitar $3,2 juta di Rocjo, dengan perkiraan nilai bijih nikel sebesar 44.000 metrik ton.

_____

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Channel Watch