Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo berupaya meningkatkan volume penanganan kargo dengan mendorong pengembangan pelabuhan terintegrasi di tengah lesunya kondisi perekonomian global dan Indonesia.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan perlunya peningkatan pelayanan pengelolaan arus kargo di pelabuhan untuk membangun ekosistem logistik nasional. Salah satunya, lanjutnya, adalah pengembangan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan.
Saat ini Pelindo mulai beralih dari layanan pelabuhan (gateway) yang efisien ke insentif lalu lintas, yang tujuannya adalah untuk menghasilkan biaya logistik yang lebih efisien dan sekaligus mendorong pemberdayaan perekonomian daerah.
“Dengan kondisi perekonomian global dan Indonesia yang cenderung stagnan, volume angkutan barang akan meningkat secara terbatas. Oleh karena itu, Pelindo berkeinginan untuk meningkatkan volume arus kargo dengan memajukan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri, sehingga dapat semakin mendongkrak pertumbuhan perusahaan, ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (2/11/2024). )
Ardhy Wahyu Basuki, Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, mengatakan pertumbuhan arus kargo non peti kemas pada semester I/2024 didukung oleh tren positif kinerja operasional khususnya di pelabuhan Balikpapan, Gresik, Kotabaru, Tanjung. Perak dan Belawan.
Pelindo, kata dia, berupaya meningkatkan produktivitas dan potensi komersial dengan melakukan transformasi yang bertujuan untuk meningkatkan bisnis melalui standarisasi dan sistematisasi pelayanan bongkar muat terminal, komersialisasi terminal, efisiensi pengelolaan terminal dan interoperabilitas terminal serta kerja sama dengan pemilik kargo.
Selain itu, Pelindo melaporkan adanya peningkatan arus peti kemas, kapal, dan penumpang. Lalu lintas peti kemas meningkat 5% atau 8,8 juta TEU. Hal yang sama juga berlaku untuk lalu lintas pelayaran dan penumpang, yang tumbuh sebesar 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan pengiriman sebesar 674 juta GT dan lalu lintas penumpang sebesar 9,9 juta.
Dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia, ia memperkirakan sektor logistik nasional akan mencapai efisiensi yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.
Salah satu pendorong utama transformasi ini adalah pengembangan kawasan industri terintegrasi yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, Java Integrated Industrial and Port Property (JIIPE). Langkah PT Pelabuhan Indonesia Persero atau Pelindo ini berperan penting dalam upaya integrasi sektor logistik dan industri yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia di pasar global.
Ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE merupakan kawasan terpadu antara pelabuhan laut dalam, kawasan industri, dan kawasan pemukiman. Infrastruktur ini memberikan solusi logistik yang efisien dan cepat, terutama bagi industri berorientasi ekspor.
Ia optimis keberadaan JIIPE akan turut memperkuat rantai pasok nasional dengan menyediakan fasilitas pelabuhan yang mampu menangani kapal-kapal besar, memperlancar arus barang baik dalam negeri maupun internasional. Melalui JIIPE, Pelindo berharap dapat berpartisipasi aktif dalam meningkatkan sektor logistik nasional dengan meningkatkan efisiensi operasional.
Pemerintah juga menargetkan penurunan biaya logistik dari 14,29% menjadi 8% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2024-2045 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efisien dan kompetitif.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel