Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terpengaruh pemilu Amerika Serikat (AS).

Associate Director Research dan Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, pemilu presiden AS akan berdampak bagi Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurutnya, pemilu Amerika selalu meningkatkan volatilitas pasar saham di Amerika Serikat dan dunia.

Oleh karena itu, wait and see menjadi pilihan bagi para pelaku pasar dan investor yang tidak ingin memasuki volatilitas tersebut. Selain itu, hari ini IHSG kita juga turun hampir 1% melewati ambang batas psikologis di bawah 7.500, kata Nico, Senin ini ( 11/04/2024).

Yang menarik, lanjutnya, jika dirata-ratakan pada tahun 1964 hingga 2020, setiap berakhirnya pemilu AS, saham Dow Jones mengalami kenaikan selama satu tahun dengan rata-rata kenaikan sebesar 9,3%.

Menurutnya, hal ini memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar global dan investor, karena juga akan menumbuhkan katalis positif bagi pasar global.

Ia mencatat, kandidat Presiden Trump saat ini memiliki kebijakan Make America Great Again yang akan memprioritaskan Amerika sebagai porosnya. Menurut Nico, hal tersebut akan berdampak negatif terhadap perekonomian global karena Trump akan menerapkan kebijakan proteksionis.

Salah satu alasannya adalah Harris memiliki agendanya sendiri seperti Joe Biden sebelumnya. Oleh karena itu, pasar akan mengalami volatilitas yang jauh lebih tinggi jika Trump memenangkan pemilu dibandingkan Harris.

Selain pemilu AS, pekan ini pasar juga menantikan pertemuan The Fed yang akan berlangsung tiga hari setelah pemilu AS. Hingga saat ini, kata dia, potensi penurunan masih terbuka lebar, apalagi setelah data tersebut keluar Jumat malam pekan lalu.

Namun, jika volatilitas dianggap terlalu tinggi setelah pemilu AS, ada kemungkinan The Fed akan berubah pikiran dan melakukan pemotongan yang jauh lebih besar pada Desember mendatang, kata Nico.

Oleh karena itu, kata dia, baik pemilu AS maupun The Fed saat ini sulit diprediksi. Hal inilah yang membuat para pelaku pasar dan investor akhirnya wait and see.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel