Bisnis.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan daftar saham paling banyak diperdagangkan periode sepekan 1-5 Juli 2024. Dari segi volume, saham yang diperdagangkan lebih banyak dibandingkan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (PERGI).
Sekretaris Perusahaan BEI Kucher Primadi Noorahmat mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini naik 2,69% menjadi 7.253,37 pada Jumat (5/7/2024) dari penutupan pekan lalu sebesar 7.063,57.
Pada minggu ini terjadi peningkatan rata-rata frekuensi transaksi tertinggi sebesar 24,44% menjadi 947.000 transaksi dari 761.000 transaksi pada akhir minggu lalu.
Kapitalisasi pasar bursa meningkat 2,8% pada pekan ini dari Rp 12,092 triliun menjadi Rp 12,431 triliun. Namun rata-rata volume perdagangan harian pada minggu ini turun 18,79% menjadi 15,55 miliar lembar saham dari minggu lalu sebanyak 19,147 miliar lembar saham.
Rata-rata nilai transaksi harian pada minggu ini berubah sebesar 34,09% menjadi Rp10,65 triliun dari minggu lalu sebesar Rp16,16 triliun, kata Gaucher dalam laporannya, Sabtu (6/7/2024).
Berdasarkan data Statistik BEI, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk menjadi saham yang paling banyak diperdagangkan berdasarkan volume selama pekan 1-5 Juli. (ATLA) 9,39 miliar saham atau 12,08%. Volume perdagangan ATLA melebihi GOTO yang hanya 2,9 miliar lembar saham per minggu.
Sekadar informasi, ATLA merupakan penyedia jasa penelitian dan inspeksi khususnya bagi perusahaan energi. ATLA go public di ITX pada 16 April 2024 dan menghimpun pendanaan Rp 120 miliar.
Sepekan ini, saham ATLA menguat 80% hingga ditutup pada Rp 90 per saham pada Jumat (5/7). Setelah memulai IPO di Rp 100, saham ATLA mengalami fluktuasi signifikan, memuncak di Rp 314 di bulan April dan turun ke Rp 50 di Juni 2024 alias COCOB.
Dari sisi volume, saham lain yang paling banyak diperdagangkan adalah PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) 2,5 miliar lembar saham. Prajoko Bankestu disusul emiten PT Barito Pacific Tbk. ( BRPT ) 2,24 miliar saham.
Selain itu, PT Nusantara Savit Sejahtera Tbk. (NSSS) memperdagangkan 2,03 miliar saham, disusul emiten Grup Bakri PT Bhumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) 1,92 miliar saham.
PT Buana Lindas Laton Tbk. (BULL) juga memperdagangkan 1,62 miliar saham, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (PBRI) 1,57 miliar.
Dan yang terakhir, PT Era Media Sejahtera Tbk. (DOOH) mencatatkan transaksi 1,55 miliar saham, disusul PT Bank KB Bukopin Tbk. ( BBKP ) 1,45 miliar saham.
Saham-saham dengan volume tertinggi dalam seminggu adalah:
1. ATLA (9,39 miliar saham)
2. GOTO (2,9 miliar lembar saham)
3. FREN (2,5 miliar lembar saham)
4. BRPT (2,24 miliar saham)
5. NSSS (2,03 miliar lembar saham)
6. BRMS (1,92 miliar saham)
7. BULL (1,62 miliar lembar saham)
8. BBRI (1,57 miliar lembar saham)
9. DOOH (1,55 miliar lembar saham)
10. BBKP (1,45 miliar lembar saham)
Saham IPO baru ATLA menjadi favorit minggu ini
PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk. (ATLA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (16/4/2024).
Sebagai referensi, ATLA mematok harga penawaran umum sebesar Rp 100 per saham. Dengan harga tersebut, nilai maksimum penawaran umum adalah Rp 120 miliar.
Ketua Direktur ATLA Yopi Kurniavan Iswanto mengatakan, IPO dilakukan sebagai langkah untuk mendukung sumber daya keuangan ATLA guna memenuhi kebutuhan modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kontrak yang diperoleh perseroan.
Selanjutnya dana IPO juga akan digunakan untuk menambah peralatan perseroan guna mendukung proyek-proyek perseroan yang sebagian besar masih disewa dari pihak ketiga, ujarnya, Selasa (16/4/2024).
Lanjutnya, ATLA akan terus membuka potensi bisnis pasca IPO. Menurutnya, potensi eksplorasi ke depan masih besar, tidak hanya migas.
“Energi baru terbarukan memerlukan penelitian dan kajian. Momentum IPO ini akan memungkinkan kami untuk tumbuh dan memperkuat basis keuangan untuk menghadapi tantangan ekspansi di masa depan,” ujarnya.
Dalam prospektusnya, emiten berlambang ATLA ini berencana menerbitkan 1,2 miliar saham baru atau 19,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, usai IPO.
Manajemen ATLA menjelaskan sekitar 36,74% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional ATLA.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan supervisi dan pengawasan teknis, biaya tenaga kerja ahli, biaya penelitian dan pengkajian, biaya peralatan penelitian, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan. , biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
———-
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan sebagai bujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel