Bisnis.com, Jakarta – Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) masih dipenjara oleh peretas dan tidak bisa diakses. Telkom dan Telkomsigma melakukan audit forensik.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan penggunaan kata sandi yang ceroboh menjadi penyebab infeksi ransomware di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Ia mengatakan, hal itu berdasarkan hasil uji forensik yang dilakukan kelompok untuk mengetahui penyebab serangan ransomware di server PDN.

Hasil forensik memungkinkan kami mengidentifikasi pengguna yang menggunakan kata sandi, yang pada akhirnya menimbulkan masalah yang sangat serius, kata Hardy kepada wartawan, Selasa (2 Februari 2024).

Hardy mengimbau seluruh pengguna PDN untuk berhati-hati dalam menggunakan kata sandinya. Jika kemudian ditemukan pelanggaran, pengguna akan dikenakan sanksi oleh aparat penegak hukum.

“Oleh karena itu, instansi terkait akan melakukan penegakan hukum terhadap BSSN sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.

Sementara itu, pemerintah kini tengah melakukan upaya pencegahan agar peretasan PDNS tidak terulang kembali. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menambahkan hot site atau lokasi fisik alternatif untuk cadangan data.

Selain itu, Hadi mengatakan pemerintah akan melakukan backup melalui sistem cloud yang dipantau BSSN. Oleh karena itu, cloud storage bisa menjadi alternatif penyimpanan data.

“Masing-masing pemilik data center juga punya backup, jadi minimal ada tiga atau empat layer backup, nanti kita backup juga lewat cloud backup,” pungkas Hadi.

Sebagai referensi, pemerintah menargetkan layanan data PDNS 2 bisa beroperasi kembali pada bulan ini atau Juli 2024.

Telkom dan Telkomsigma Review BSSN

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) telah memberikan klarifikasi terkait serangan ransomware di Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Telkom Sigma.​

Octavius ​​​​Oky Prakarsa, Vice President Investor Relations Telkom Indonesia, mengatakan PT TelkomSigma merupakan bagian dari kemitraan Telkom-Lintasarta-Sigma-NeutraDC dan merupakan mitra yang dipilih Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan layanan cloud computing untuk sementara waktu. pusat data nasional. PDNS) melalui penawaran umum pada tahun 2024.​

Octavius ​​​​juga menjelaskan bahwa TelkomSigma mengelola Data Center 2 di Surabaya yang merupakan bagian dari layanan PDNS.​

Ia melanjutkan, pada pukul 04.15 tanggal 20 Juni 2024, layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) dihentikan dan Departemen Imigrasi menghentikan sistem gerbang otomatis dan penyeberangan perbatasan bandara.​

Melalui analisis hasil interupsi, penyesuaian, dan peningkatan platform cloud PDNS utama, ditentukan bahwa serangan ransomware Brain Chiper terjadi di pusat data No.2.​

“Serangan ransomware menyebabkan kegagalan sistem dan data terenkripsi di Data Center 2,” kata Octavius ​​​​pada Kamis (27/06/2024).​

Herlan Wijanarko, Direktur Solusi Jaringan dan TI Telkomsigma, mengaku pihaknya siap memberikan dukungan dalam menyelesaikan insiden peretasan server Pusat Data Nasional (PDN).

Herland mengatakan, pihaknya saat ini terus memantau audit forensik yang sedang berlangsung oleh Badan Jaringan Nasional dan Sandi Zoologi (BSSN). Misalnya, lembaga tersebut mengklaim hanya 2% data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang dicadangkan di PDNS Batam.

Hal itu disampaikannya usai mengikuti rapat internal bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat, 28 Juni yang membahas isu serangan siber terhadap server Pusat Data Nasional (PDN).

“Kami mengikuti audit forensik yang dilakukan BSSN dan Telkom dan melihat rekomendasi mana yang harus diterapkan. Prinsipnya, kami berupaya mengaktifkan seluruh layanan,” ujarnya kepada wartawan.

Herlan juga menegaskan, data yang terkena ransomware LockBit 3.02 bukanlah kasus pencurian data. Namun data pemerintah hanya dikunci sementara.

“Tidak ada data yang dikumpulkan, tidak ada data yang di-capture. [Yang dienkripsi hanya jenis datanya] yang milik kementerian, lembaga, dan daerah. Saya tidak bisa berkomentar. Kami memang hanya menyediakan infrastruktur berdasarkan TOR yang disediakan Kominfo, dia menjelaskan.

Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya dari WA Channel.