Bisnis.com, JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjelaskan serangan terhadap server Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) yang dilakukan kelompok peretas ransomware Lockbit 3.02 masih terus berlanjut. Pada hari keempat, data yang mereka enkripsi (kuncinya) belum dibobol.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan, hasil identifikasi tim forensik menunjukkan serangan siber yang mengganggu server PDNS adalah ransomware dengan model serangan baru LockBit 3.02.
“Jadi ini terus berkembang. Ini yang terbaru dan itu terlihat dari sampel yang diambil oleh forensik BSSN, tentunya perlu diketahui agar bisa diprediksi dan segera diteruskan ke instansi lain serta menjadi pembelajaran. ,” kata Hinsa dalam jumpa pers, Senin (24).
Dalam kasus ini, Hinsa mengatakan tim forensik BSSN masih melakukan penyelidikan menyeluruh bersama pihak kepolisian RI untuk mengumpulkan bukti-bukti forensik karena belum terungkapnya data enkripsi tersebut.
“Belum terselesaikan,” kata Hinsa.
Sementara itu, ia juga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Kementerian Koordinator dan Informasi serta Telkomsigma selaku pengelola PDNS sejak server crash pada Kamis (20/06/2024).
“Berdasarkan laporan imigrasi terbaru yang diterima sejauh ini, layanan yang terdampak beroperasi normal,” ujarnya.
Pelayanan keimigrasian yang sempat terhenti dan kini beroperasi normal kembali adalah Pelayanan Visa dan Tempat Tinggal, Pelayanan Pemeriksaan Keimigrasian, Pelayanan Paspor dan Pelayanan Visa Kedatangan, Asrama dan Keimigrasian.
“Itu sudah berjalan, meski penilaian lebih lanjut akan terus dilakukan,” ujarnya.
Sekadar informasi, sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menyebut bobolnya server Pusat Data Nasional (PDN) disebabkan oleh serangan ransomware LockBit 3.02. Dia mengatakan para peretas meminta uang tebusan hingga US$8 juta dari pemerintah untuk menghentikan serangan terhadap pusat data nasional.
“Konferensi pers BSSN di Kominfo. Saya menginap karena harus datang ke sini [pleno]. Ini serangan virus lockbit 3.02. [Mereka minta tebusan] menurut tim sebesar 8 juta dolar,” dia kata wartawan di kompleks Istana Kepresidenan
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel