Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat kinerja bisnis perusahaan buy to let, Paylater BCA, mengalami tren positif hingga September 2024. 

EVP Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mencatat, saldo utang Paylater mencapai Rp300 miliar, tumbuh 169% dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di bawah 2% dibandingkan September 2024.

“Kami melihat ini sangat tepat untuk bisa mengarahkan bagian-bagian yang digunakan mungkin tidak terlalu besar tiketnya. Jadi tumbuh tiga digit,” ujarnya dalam Indonesia Knowledge Conference di Jakarta, Selasa (12/11/2019). 2024).

Pada saat yang sama, pengguna layanan BCA Paylater juga mencapai 150.000 nasabah, jumlah tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana hingga Juni 2024, pengguna layanan BCA Paylater mencapai 119.000 nasabah.

Sedangkan Paylater BCA dimulai pada Oktober 2023. Fitur ini merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran dengan mengecek QRIS di aplikasi myBCA. 

Sebelumnya, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan paylater tidak dimaksudkan untuk bersaing langsung dengan kartu kredit, melainkan sebagai produk pelengkap untuk memberikan lebih banyak solusi kepada segmen konsumen. 

Menurutnya, Paylater dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terkadang memiliki sedikit kendala namun masih belum memenuhi persyaratan untuk mendapatkan kartu kredit.  

“Jadi ini bukan produk andalan. Tapi asyiknya, yang pembayarnya adalah bantuan untuk teman-teman yang tidak punya kartu kredit,” ujarnya.

Cara Pengajuan BCA Paylater dan Limitnya

Selain itu, Jahja juga mengatakan bahwa pengguna kartu kredit yang sudah memiliki kartu namun belum mendapatkan tambahan limit kredit dapat menggunakan paylate sebagai alternatif tanpa menunggu kenaikan limit pada kartu kreditnya. 

“[Misalnya] kebetulan kartu kredit Anda memiliki limit yang lebih tinggi, tetapi Anda tidak menaikkan batas atasnya, nanti Anda bisa menggunakan rewardnya,” ujarnya. 

Oleh karena itu, BCA menciptakan produk terbaru untuk menjadi pilihan lain bagi nasabah karena kebijakan persetujuan kartu kredit saat ini masih sulit.

Ia juga mengatakan, opsi ini bukan untuk mendatangkan uang, melainkan untuk menjaga arus kas jika ada yang perlu mencicil.   

“Sebagai pasar yang berkontribusi [para pelaku pembayaran], tentu jawaban kami, ini sebagai cara untuk memberikan kesempatan ketika masyarakat perlu membeli barang, tapi mungkin mereka tidak punya uang, jadi kami fasilitasi penggunaan mesin pembayaran. , “katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel