Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia terpantau terkoreksi selama tiga hari berturut-turut pada Jumat (27/9/2024) sesuai opini investor yang fokus pada ekspektasi peningkatan pasokan dari Libya dan kelompok OPEC+. penjual minyak.

Mengutip Reuters, Jumat (27/9/2024), harga minyak mentah berjangka Brent turun 57 sen atau 0,8% menjadi US$71,03 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 58 sen atau 0,9% menjadi US$67,09 per barel.

Secara mingguan, minyak mentah Brent diperkirakan turun sekitar 4,6%, sedangkan WTI diperkirakan turun 6,6%.

“Libya dan OPEC+ adalah hal terpenting yang masuk radar pasar minggu ini,” jelas tim analisis di FGE Energy dalam laporan mereka.

Pihak-pihak yang bersaing untuk menguasai Bank Sentral Libya menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perselisihan mereka pada hari Rabu. Kontroversi tersebut menyebabkan penurunan tajam produksi dan ekspor minyak di negara tersebut.

Tercatat, ekspor minyak mentah turun menjadi 400.000 barel per hari (bph) pada bulan ini, dari lebih dari 1 juta barel pada bulan lalu. Analis ANZ Bank Daniel Haynes menjelaskan bahwa kesepakatan itu dapat mengembalikan lebih dari 500.000 barel per hari pasokan Libya ke pasar.

Secara terpisah, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dan sekutunya, atau OPEC+, saat ini memangkas produksi minyak sebesar 5,86 juta barel per hari. Namun, OPEC+ berencana untuk mengembalikan pengurangan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Desember.

Sebuah laporan media pada hari Rabu mengatakan bahwa keputusan Arab Saudi untuk mengabaikan target harga minyak US$100 dan mendapatkan pangsa pasar, menyebabkan harga minyak turun 3% di sesi sebelumnya.

Pemimpin de facto OPEC+. Namun Arab Saudi menolak target harga minyak tertentu, dan sumber-sumber di blok yang lebih luas mengatakan kepada Reuters bahwa rencana untuk meningkatkan produksi pada bulan Desember tidak mewakili perubahan besar dari kebijakan yang ada.

Namun, laporan tersebut telah memicu spekulasi baru mengenai pemotongan pasar saham pada saat sentimen investor berada pada titik terendah sepanjang masa, kata FGE.

“Secara keseluruhan, jelas bahwa pasar minyak sangat berhati-hati terhadap keseimbangan minyak global pada tahun 2025 dan apa yang harus dilakukan OPEC+, dengan sentimen bearish baru-baru ini diperkuat oleh potensi rata-rata jangka waktu kontrak ICE Brent untuk biaya manajemen posisi,” kata FGE.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel