Bisnis.com, Jakarta – Harga minyak internasional naik pada perdagangan awal pekan setelah mencapai level tertinggi mingguan pertama sejak awal Juli. Sementara itu, pasar masih menunggu tanggapan Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.
Pada Senin (12/8/2024), minyak mentah Brent naik 0,15% menjadi $79,70 per barel setelah menguat hampir 4% pada minggu lalu, menurut Bloomberg. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,34% menjadi US$77,10 per barel.
Pergerakan harga minyak akan dipengaruhi oleh sentimen Iran yang kembali menegaskan keputusannya untuk menghukum Israel karena membunuh pemimpin politik Hamas. Media pemerintah Iran melaporkan bahwa tentara negara itu sedang dilatih di dekat perbatasan dengan Irak.
Analis Australian Commonwealth Bank, Vivek Dehar, menjelaskan bahwa yang merugikan pasar adalah serangan terhadap minyak dan infrastruktur di Iran. Sebab, Iran menyediakan sekitar empat persen produksi minyak dunia.
“Kami melihat minyak Brent berjangka diperdagangkan antara $75 dan $85 per barel dalam jangka pendek, meskipun risiko tetap ada karena ketegangan di Timur Tengah,” katanya.
Sementara itu, harga minyak mentah telah pulih di pasar saham sejak mencapai titik terendah dalam tujuh bulan pada awal pekan lalu. Ketidakstabilan ekonomi di Tiongkok, eksportir terbesar dunia, juga akan membebani sentimen harga minyak.
Sementara itu, pelaku pasar akan memantau laporan pasar untuk kejelasan lebih lanjut mengenai rasio penawaran-permintaan. Data bulanan OPEC akan dirilis pada Senin waktu setempat, dan Badan Energi Internasional akan merilisnya pada hari berikutnya.
Kemudian, pelaku pasar juga akan mencermati data inflasi AS yang akan diumumkan pekan ini pada Rabu (14/8/2024).
Sementara itu, fund manager memangkas minyak mentah Brent ke level terendah sejak 2011.
Selain itu, pasar alam menunjukkan tanda-tanda peringatan bahwa kilang-kilang AS bergerak lambat karena suku bunga terus menurun.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel