Bisnis.com, Jakarta – Pemasok suku cadang mekanik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) oleh Group TP Rachmat kepada merchant lama Lo Keng Hong Bank, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) Mereka menghadapi pasar mobil domestik yang menantang pada paruh pertama tahun 2024. Bagaimana prospek sahamnya?
Dari sisi kinerja keuangan, DRMA mencatatkan kinerja negatif pada periode I/2024. Laba bersih DRMA disesuaikan 31,46% year-on-year (tahun/tahun) menjadi Rp 237,06 miliar hingga 30 Juni 2024 dibandingkan Rp 345,85 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Penurunan laba bersih DRMA diimbangi dengan penjualan bersih perseroan sebesar 6,75% yoy menjadi Rp2,55 triliun dibandingkan Rp2,74 triliun pada periode yang sama.
Berbeda dengan DRMA, GJTL membukukan laba Rp 577,15 miliar pada Q1/2024, tumbuh pesat 63,55% yoy. Gajah Tunggal melaporkan pendapatan sebesar Rp 8,54 triliun pada Q1/2024, naik 5,33% YoY.
Anak perusahaan suku cadang otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melaporkan laba yang meningkat 26,48% yoy menjadi Rp 1,01 triliun pada kuartal I/2024.
Di sisi lain, pendapatan AUTO turun tipis 2% YoY menjadi Rp 9,19 triliun.
Oleh karena itu, PT Selamat Selamat Tbk. (SMSM) melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 1,39% yoy menjadi Rp 483,67 miliar pada Q1/2024. Namun penjualan turun 5,25% yoy menjadi Rp 2,35 triliun.
Menurut RTI Indonesia, beberapa pemasok suku cadang mobil telah mengubah praktik penetapan harga input mereka. Dalam sepekan terakhir Jumat (9/8/2024), harga saham DRMA terindikasi menguat 1,5%. Namun harga saham DRMA melemah 28,52% pada tahun ini (year-to-date/ytd).
Oleh karena itu, harga saham GJTL naik 1,29% menjadi Rp 1.180 pada akhir perdagangan pekan lalu. Harga saham GJTL naik 14,01%.
Alhasil, harga saham AUTO naik 0,47 persen menjadi Rp 2.130 pada akhir perdagangan pekan lalu. Namun harga saham AUTO mengalami penurunan sebesar 9,75% ytd.
Selain itu, harga saham SMS turun 0,99 persen menjadi Rp 2.000 pada akhir perdagangan pekan lalu. Namun harga saham SMM naik 0,25% ytd.
Analis Quorum Securitas Vicky Rosalinda mengatakan pangsa produsen suku cadang mobil akan kecewa dengan lesunya pasar penjualan mobil pada kuartal pertama 2024. Menurut informasi yang diperoleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo. Pada I/2024, penjualan mobil secara grosir mencapai 408.012 unit, naik 19,4% YoY.
Sementara penjualan ritel pada kuartal I/2024 tercatat sebanyak 431.987 unit, turun 14% yoy.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor di dalam negeri sepanjang I/2024 mencapai 3,17 juta unit atau naik 0,96% YoY.
Pasar otomotif yang lesu berarti harga komponen akan turun dan ekspor akan meningkat. Salah satu pasar ekspornya adalah Amerika Serikat (AS).
Namun, ada kekhawatiran bahwa Amerika Serikat sedang mengalami resesi. “Hal ini menjadi kekhawatiran besar bagi eksportir Indonesia yang memiliki andil besar dalam melakukan ekspor ke negara tersebut. Ekspor ke Amerika akan terkena dampak dari pelemahan ekonomi di Amerika Serikat,” kata Vicky beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan perlambatan secara keseluruhan akan berdampak negatif pada aktivitas pembayaran dan pembiayaan eksportir Indonesia. Beberapa dampak tersebut antara lain penurunan permintaan dan penurunan daya beli konsumen Amerika.
Quoom Securitas saat ini merekomendasikan perdagangan beli DRMA dengan target Rp 1.030. GJTL merekomendasikan perdagangan pada Rp 1.215. Oleh karena itu, AUTO merekomendasikan pembelian retail dengan harga Rp 2.250.
Dalam riset terbaru Samuel Securitas, DRMA merekomendasikan harga beli Rp 1.600 per saham. Menurut Samuel Securitas, DRMA berpeluang masuk ke segmen pasar kendaraan listrik (EV).
Namun, ada tantangan bagi saham DRMA di tengah lemahnya penjualan mobil dan daya beli yang moderat.
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembacanya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel