Bisnis.com, JAKARTA – Sekelompok emiten yang dikendalikan Salim Group mempublikasikan kinerja semester I 2024. Lantas, saham apa saja yang dipilih untuk grup ini?

Nico Demus, Asisten Peneliti dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maksimilianus, menjelaskan sektor konsumer memiliki mood yang lebih baik tahun ini dibandingkan sektor komoditas. 

Apalagi sektor konsumen mendapat respon positif baik dari hasil pemilu maupun Pilkada mendatang, ujarnya.

Oleh karena itu investor disarankan untuk fokus pada saham-saham konsumen seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) di grup Salim. 

Nico mengutip Rp 13.100 untuk saham ICBP dan Rp 7.600 untuk saham INDF. 

Sebaliknya Salim Group, saham komoditas seperti PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) Nico mengatakan meski penjualan SIMP turun 7% year-on-year, namun ada indikator positifnya. Selain itu, laba bersih Nico SIMP meningkat 123% menjadi Rp 1,22 triliun pada kuartal I 2024.

Ikhtisar Investasi Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati kinerja dua emiten CPO, Salim SIMP Group dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) atau Lonsum terkena dampak kenaikan harga CPO. Selain itu, menurut dia, permintaan harga minyak goreng selama ini relatif stabil. 

“Saat harga CPO naik, gangguan cuaca seperti La Niña dapat mempengaruhi terbatasnya pasokan CPO dan menyebabkan harga CPO naik,” ujarnya.

Bersama Nico, Nafan mengeluarkan rekomendasi beli ICBP dengan target harga Rp 11.600-12.550 untuk emiten Grup Salimi. Menurut dia, subsidi ICBP sebesar Rp 10.950-10.650 per saham.

Nafan pun mengeluarkan rekomendasi konsensus Beli INDF dengan target harga Rp 6.375-6.500. Support terdekat pada saham INDF adalah Rp 6.050 per saham.

Penjualan bersih konsolidasi produsen Indomie ICBP semester I/2024 sebesar Rp 36,96 triliun. Jumlah tersebut meningkat 7% atau Rp34,48 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Namun laba bersih ICBP turun menjadi Rp3,53 triliun pada semester I/2024. Capaian tersebut turun dibandingkan Rp5,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan Indofood Sukses Makmur semester I/2024 meraup pendapatan penjualan sebesar Rp57,30 triliun. Tumbuh sebesar 2% year-on-year dari Rp 56,09 triliun hingga akhir Juni 2023.

Seperti halnya ICBP, INDF juga melaporkan penurunan laba bersih pada semester I/2024 sebesar Rp3,85 triliun. Rapor Januari 2023 hingga Juni 2023 turun dari Rp 5,56 triliun.

Sementara emiten CPO Salim Group LSIP atau Lonsum menjual Rp 1,8 triliun, turun 4% year-on-year. Namun laba bersih LSIP meningkat 259% pada tahun lalu dari Rp166,5 miliar menjadi Rp598 miliar.

Senada dengan LSIP, produsen minyak nabati Bimoli mencatatkan penurunan penjualan sebesar 7% senilai Rp 7,05 triliun pada semester SIMP I/2024. Namun pada enam bulan pertama tahun 2024, laba bersih SIMP meningkat 312% menjadi Rp 529 miliar.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel