Bisnis.com, JAKARTA – Pakar keamanan siber mengingatkan ransomware yang melumpuhkan sementara sistem layanan Pusat Data Nasional (PDNS) 2 Surabaya berisiko terulang kembali. 

Ketua Forum Keamanan Siber Indonesia Ardi Suteja mengatakan, banyak parameter yang perlu diperhatikan untuk memastikan sistem PDNS bebas dari virus atau ransomware.

“Harus diingat bahwa yang namanya ransomware itu bukan serangan satu kali, kalau tidak didisinfeksi seluruh sistem maka akan menyerang berkali-kali,” kata Ardi saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/2024). .

Oleh karena itu, jelasnya, PDNS harus dibersihkan secara menyeluruh agar tidak tertular malware. “Kalau tidak disanitasi dengan baik, dia dapat lagi, kita tidak tahu kapan. Karena ketika dia masuk, dia merusak sistem, dia membuat cacat, dia punya celah, pekarangan,” jelasnya.

Dalam dunia keamanan siber, pintu belakang mengacu pada metode apa pun yang memungkinkan pengguna yang tidak sah atau tidak sah melewati tindakan keamanan normal dan mendapatkan akses lanjutan ke sistem atau jaringan komputer, menurut Malwarebytes pada Selasa (9/7/2024P). atau aplikasi perangkat lunak (Software).

Dengan PDNS, peretas bisa berada di halaman belakang rumah mereka, yang memungkinkan peretas untuk kembali. 

Ardi juga melihat adanya serangan terbuka yang mengelabui sistem keamanan bawaan PDNS. Lebih lanjut beliau mengatakan, saat ini kita telah memasuki era perang siber. “Karena malware intrusif sudah menjadi alat, bisa masuk, menghapus, menghapus data, itulah perjuangan sebenarnya yang kita hadapi,” jelasnya.

Namun proses pemulihan sistem PDNS 2 milik Ard sudah dimulai meski belum diketahui kapan selesainya.

Pasalnya, jika terjadi insiden pada PDNS, pemulihan dan pemulihan tidak akan mudah karena banyaknya data. Teknologi dan infrastruktur juga harus dijajaki satu per satu.

“Karena yang masuk itu seperti virus yang masuk ke dalam tubuh, dan di dalam tubuh kita belum tahu efeknya. Kita harus lihat satu per satu apa yang masih bisa dilindungi, apa yang tertular, jadi sumber daya manusianya banyak, dia menekankan.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA