Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ke depannya akan mengundang manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terkait penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan Kementerian Perindustrian telah meminta perusahaan pembuat sepatu Bata itu memperkuat bisnisnya di Indonesia. Ia menegaskan, investasi dunia usaha di Indonesia akan terjamin karena pasar dalam negeri kini semakin terpuruk.

“Kami mengusulkan untuk lebih memperkuat industri di Indonesia. Tujuan dari lartas [larangan dan pembatasan] adalah untuk mendorong investasi di industri sandal, di industri manufaktur yang berdampak pada lartas,” ujarnya pada Februari di Kementerian Perindustrian, Senin ( 6/5/2024).

Febri mengatakan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan impor (lartas) untuk mengendalikan produk impor di pasar dalam negeri. Pasalnya, ia menilai hingga saat ini industri alas kaki sedang menghadapi kendala akibat melimpahnya produk dari luar negeri sehingga kualitas produk yang diimpor ke dalam negeri akan menurun.

“Peningkatan aktivitas tersebut berarti impor dibatasi sehingga ada peluang pasar dalam negeri dibanjiri produk alas kaki lokal,” ujarnya.

Selain itu beliau juga memberikan pencerahan mengenai sifat usaha alas kaki Bata, yaitu usaha yang mengimpor produk untuk tujuan komersil, sedangkan sebagian kecil usahanya dijual di dalam negeri.

Padahal, bahan yang digunakan merupakan produk impor. Untuk itu, Febri sangat mendorong Bata untuk kembali menggalakkan investasi manufaktur di Indonesia dengan dukungan Lartas.

“Mudah-mudahan kebijakan industri alas kaki nasional dapat dimanfaatkan untuk mulai membangun pabrik di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Febri menegaskan pembatasan impor tidak akan menghambat impor bahan baku/bahan penolong industri, justru akan mengendalikan banjir dalam negeri, dan menjadi bagian dari upaya perubahan lingkungan.

“Lanta juga masih ada rencana untuk membangun kembali pabrik di sini dan mempekerjakan pekerja kan? Apakah ada tujuan lartas, makanya kita bingung untuk menutup dan membuka kembali,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel