Bisnis.com, Jakarta – Indonesia Maju 2045 bukan sekadar utopia. Dana Moneter Internasional (IMF) dan PricewaterhouseCoopers (PWC) (2023) memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat pada tahun 2045.

Ini bukan prediksi sumber suara. Prakiraan ini melihat hasil pembangunan ekonomi dan perencanaan strategis di Indonesia, khususnya dalam dua dekade terakhir.

Namun, jalan menuju masa depan ini masih penuh tantangan. Untuk masuk dalam jajaran negara maju, pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia harus melonjak dari US$4.580 pada tahun 2023 menjadi US$20.000 pada tahun 2045. Untuk mencapai lonjakan signifikan tersebut, diperlukan pertumbuhan ekonomi lebih dari 7% per tahun.

Untuk itu Indonesia membutuhkan tambahan mesin tersebut dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) dapat menjadi penggerak dan katalisator untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera.

Sekarang kita mungkin bertanya bagaimana perusahaan listrik berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Jawabannya terletak pada eratnya hubungan antara infrastruktur dan pembangunan. Listrik yang andal dan terjangkau merupakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi.

PLN memberdayakan industri, mendorong inovasi dan inovasi teknologi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN, dengan rencana ekspansi dan komitmennya terhadap energi ramah lingkungan, akan memastikan kekuatan perekonomian Indonesia tidak pernah berakhir.

Oleh karena itu, PLN tidak hanya menjadi pemasok energi, tetapi juga mesin pertumbuhan perekonomian negara.

Dalam pembangunan ekonomi suatu negara selalu ada tantangan yang harus dihadapi. Transisi menuju energi bersih dan terbarukan memerlukan investasi dan inovasi teknologi yang besar. Selain itu, PLN harus mengatasi kelebihan pasokan akibat rencana 35.000 MW. Namun kinerja PLN yang kuat dalam beberapa tahun terakhir memberi kita alasan untuk pesimis terhadap tantangan ke depan.

Stimulus kebijakan yang lebih rendah

Kebijakan ekonomi saat ini berfokus pada industrialisasi. Melalui kebijakan hilirisasi, pemerintah mendorong pengolahan sumber daya alam yang melimpah di dalam negeri. Kebijakan ini bertujuan untuk menambah nilai dibandingkan mengekspor bahan mentah. Oleh karena itu, kebijakan ini mendorong industri dalam negeri untuk mengolah sumber daya alam menjadi produk jadi. Di sini peran PLN sangat penting untuk menjamin ketersediaan listrik yang andal dan terjangkau.

Berdasarkan laporan tahunan PLN tahun 2023, total kapasitas terpasang PLN sekitar 72.976 MW, menghasilkan listrik sebesar 323,3 TWh yang berasal dari bauran energi primer batu bara, gas, air, panas bumi, dan energi terbarukan. Kapasitas besar ini dapat mendukung industrialisasi Indonesia dengan menjamin pasokan energi yang stabil dan murah. Langkah ini diambil untuk menarik investasi ke sektor manufaktur dan pengolahan serta mendiversifikasi industri dari pertambangan dan peleburan hingga manufaktur dan jasa.

Hingga saat ini, sebagian besar industri di Indonesia merupakan industri padat energi, seperti pabrik baja, nikel, tembaga dan aluminium, serta pabrik petrokimia yang menjadi tulang punggung kebijakan hilir yang memerlukan pasokan listrik yang stabil, andal, dan melimpah. Rencana PLN 35.000MW, yang semula dirancang untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun, kini justru kelebihan beban.

Namun, hal ini tidak menjadi masalah. Kelebihan pasokan ini bisa menjadi peluang emas bagi PLN untuk menyelaraskan kembali strateginya dan menyelaraskannya dengan tujuan hilir pemerintah. Secara strategis, PLN dapat memanfaatkan kelebihan kapasitas ini untuk mendorong pengembangan industri di bidang-bidang utama.

Misalnya, PLN bermitra dengan pemerintah untuk mengusulkan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah yang kelebihan energi, memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk membangun industri di sana. Langkah ini tidak hanya akan menarik kelebihan energi, namun juga mendorong pembangunan ekonomi lokal.

Untuk itu, PLN bisa melakukan pendekatan lain. Pertama, PLN bisa memberikan tarif preferensi kepada perusahaan yang berkomitmen membangun industri di Indonesia. Strategi ini diharapkan dapat menyerap kelebihan pasokan sekaligus menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Kedua, PLN dapat mengadopsi model penetapan harga yang fleksibel agar harga listrik lebih terjangkau bagi pengguna industri di KEK. PLN dapat mendorong industri untuk beroperasi dan berkembang dengan menawarkan harga yang lebih rendah di luar jam sibuk atau di daerah yang kelebihan kapasitas.

Ketiga, PLN dengan jaringan distribusi dan distribusi yang luas serta kapasitas produksi yang tinggi memberikan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan industri. Dari sisi jaringan, PLN dapat berinvestasi pada infrastruktur jaringan Ulta High Voltase (UHV) sehingga listrik dari genset dapat menjangkau lokasi industri dengan lebih efisien. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan industrialisasi tetapi juga meningkatkan efisiensi seluruh rantai pasokan listrik.

Selain itu, PLN bisa berperan tidak hanya sebagai penyedia listrik. Namun dengan menyediakan listrik yang andal dan kompetitif, hal ini membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi industri. PLN dapat bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan proses industri yang efisien dengan mengintegrasikan sumber energi baru dan terbarukan ke dalam operasional industri.

Memang, untuk pengelolaan strategis pasokan listrik yang andal dan terjangkau, PLN dapat menjadi pendukung kebijakan hilir dan inovasi industri. Semua bermula dari upaya menjadikan masalah kelebihan pasokan menjadi peluang bagi pertumbuhan industri nasional. Ini tidak semuanya utopia, tapi bisa jadi.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel