Bisnis.com, JAKARTA – Minum susu untuk anak dianjurkan dan program serupa sudah diterapkan sejak Orde Baru dan menu sehat untuk anak kecil. Banyak negara juga yang mensubsidi susu untuk anak di bawah usia 5 tahun, misalnya Jepang.

Berdasarkan perhitungan, jika siswa usia 5-19 tahun mendapat susu sebanyak 200 ml per hari dengan asumsi 250 hari kerja aktif per tahun, maka total 22.265.969 anak saat itu membutuhkan sekitar 13,25 juta liter susu segar.

Setidaknya dibutuhkan sekitar 1,7 juta ekor sapi jika diasumsikan jumlah pedet yang menyusui 70% dan produksi susu per ekor sekitar 11 liter per hari.

Dampak yang lebih besar diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar. Atau lebih tepat lagi, program tersebut adalah program pemerintah dan pengusaha yang memperjuangkan kue dari program pembangunan.

Menghemat uang untuk pesanan impor, memperluas industri susu dengan hanya mengimpor produk susu, membawa dampak negatif terhadap pembelian susu dan makan siang.

Oleh karena itu, untuk memastikan manfaat lebih banyak, ada banyak hal penting yang perlu dilakukan.

Pertama, pertumbuhan populasi. Sementara itu, negara kerap salah perhitungan, bahkan memindahkan ternak dari daerah padat penduduk ke daerah lain yang jumlah penduduknya lebih sedikit dirasa cukup untuk pesta rumah. Hal ini jelas merupakan kesalahan besar karena pada dasarnya tidak ada pertumbuhan penduduk di negara tersebut.

Hambatan utama dalam mengimpor produsen perempuan adalah bahwa negara-negara pengekspor sering kali ingin melindungi perdagangan dalam negeri dan mengendalikan pasar impor dalam negeri.

Jika suatu negara memproduksi sapi dan mengekspor produk susunya dalam bentuk produsen perempuan, berarti negara pengimpor tersebut akan mandiri, mungkin dalam beberapa tahun impor produk susu akan berkurang.

Lain halnya jika mencari negara yang tidak mengekspor susu dalam jumlah besar ke Indonesia, karena menurut mereka hal tersebut tidak akan merugikan negara dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Negara penghasil sapi perah adalah Amerika Serikat, India, Brazil, China, Jerman, Perancis, Pakistan, dan Selandia Baru merupakan delapan negara penghasil sapi perah yang berhak bekerja sama.

Pemerintah sebaiknya mengundang dukungan minimal tiga negara dengan harapan tercipta persaingan yang sehat agar Indonesia tetap stabil, dan jika satu negara kurang memiliki keahlian, bisa menggunakan negara lain.

Kedua, keterlibatan staf pendukung. Peternak sapi perah yang sudah mapan dengan pengalaman panjang adalah wajib. Peternakan sapi perah memerlukan pengelolaan yang ketat dan jelas. Keberhasilan usaha ternak sapi perah sangat bergantung pada pengalaman beternak, manajemen yang ketat dan disiplin, termasuk para peternak yang mencintai usaha peternakan.

Susu dihasilkan bukan hanya karena sapi menghasilkan sesuatu, tetapi harus memberikan perawatan reproduksi, pengebirian, kebuntingan, manajemen, pemberian pakan dan pemerahan agar menghasilkan susu dan manajemen harus diperingatkan.

Ketiga, mengenai koperasi susu yang terorganisir dan inklusif, contohnya adalah koperasi susu yang banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Keikutsertaan mereka dalam pengolahan susu sangat penting karena metode pengolahan susu memerlukan tingkat keamanan pangan yang ketat sehingga koperasi pengumpul susu dari peternak sapi perah harus siap untuk dapat menoleransi dan mengatur timbulnya suhu dingin yang sangat tinggi.

Keempat, perusahaan pengolahan dalam negeri dan perusahaan susu menggarap pengolahan dalam bentuk segar atau pasteurisasi tanpa membuat produk lain seperti susu dengan tambahan proses lainnya.

Proses dan bahan tambahan lainnya sering kali menjadi ide perusahaan untuk membuat susunya bertahan lebih lama, namun susu tersebut bukan lagi susu alami seperti dulu. Banyak negara maju seperti Jepang, Australia dan negara-negara Eropa sangat menganjurkan Anda mengonsumsi susu segar yang menyehatkan dan menyegarkan.

Kelima, jika program susu gratis didukung dengan penyediaan sapi hidup dalam jumlah banyak, maka akan menarik lebih banyak tenaga kerja. Dari sisi produksi, jika pertambahan 10 ekor sapi akan menyerap 1 tenaga kerja, berarti populasi 1 juta ekor sapi akan mempunyai 100.000 lapangan pekerjaan baru.

Berbicara mengenai produksi dan distribusi susu, program ini akan memberikan dampak ekonomi yang positif dan signifikan apabila dikelola dengan baik dan terencana.

Harapannya, program susu gratis ini dapat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi semua pihak dengan menyediakan hewan ternak yang memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kesadaran generasi bangsa akan gizi yang sehat dan adil, serta mendidik anak sebagai warga negara. . keturunan masa depan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA