Bisnis.com, Jakarta – “Pangan adalah ketahanan nasional. Pangan adalah perekonomian. Ini adalah lapangan kerja, energi, sejarah. Pangan adalah segalanya.” Demikian kutipan dari Jose Andres, seorang pekerja kemanusiaan sekaligus chef dan pemilik restoran asal Amerika Serikat.
Dalam konteks Indonesia, ketahanan pangan penting karena dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, permintaan pangan terus meningkat dan memberikan tekanan yang sangat besar pada sektor pertanian.
Menjaga ketahanan pangan akan membantu mempertahankan penghidupan masyarakat pedesaan, meningkatkan stabilitas ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Ketahanan pangan juga sangat penting untuk mencegah gizi buruk yang menjadi masalah serius di Indonesia, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan.
Namun Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan dan cuaca ekstrem, yang mengancam tanaman pertanian dan pasokan pangan.
Pola konsumsi pangan juga berubah akibat pesatnya urbanisasi dan permintaan yang meningkat di perkotaan, oleh karena itu perlu adanya sistem pengantaran pangan yang efisien. Degradasi lahan dan deforestasi menjadi alasan mengapa risiko ketahanan pangan harus ditanggapi dengan serius di masa depan.
Koperasi berperan penting dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan melalui berbagai strategi. Koperasi dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan menyediakan input berkualitas seperti benih dan pupuk premium kepada petani, serta jasa keuangan untuk berinvestasi dalam metode dan praktik pertanian berkelanjutan.
Koperasi membantu pemasaran bersama, negosiasi harga yang lebih baik dan memperluas akses pasar, sehingga meningkatkan pendapatan petani dan memastikan pasokan pangan yang stabil.
Koperasi mendirikan tempat pengumpulan, fasilitas penyimpanan dan jaringan transportasi untuk mengurangi kerugian pasca panen. Koperasi memperkuat ketahanan terhadap bencana alam dan guncangan ekonomi, serta meningkatkan kohesi dan solidaritas sosial.
Untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia, dapat dibentuk rencana kerjasama multipihak di sektor pertanian dengan melibatkan berbagai anggota yang mempunyai peran berbeda namun saling mendukung.
Koperasi ini terdiri dari anggota petani yang bertugas menanam padi, anggota pengemas yang mengelola karung beras, anggota distributor yang bertugas mengantarkan produk ke pasar, anggota pemasok pupuk, anggota pemasok alat pertanian, anggota pasar yang memasarkan produk. . dan anggota konsumen yang memberikan umpan balik dan mendukung produk melalui pembelian.
Modal saham berasal dari seluruh anggota, dan keuntungan dibagikan secara adil kepada setiap anggota sesuai kontribusinya. Anggota koperasi pada divisi distributor berperan penting dalam menggantikan perantara yang sering melakukan manipulasi harga di tingkat konsumen dan petani, sehingga menjamin harga yang adil bagi kedua belah pihak.
Dalam struktur ini, petani fokus pada produksi padi dengan menggunakan input berkualitas tinggi seperti pupuk dan peralatan pertanian yang disediakan oleh anggota koperasi lainnya.
Setelah panen, beras dikemas oleh anggota yang bertanggung jawab atas pengemasan, sehingga menjamin kualitas dan keamanan produk. Distributor kemudian mengelola logistik untuk mengantarkan beras ke pasar secara efisien dan tepat waktu. Dengan proses distribusi yang dikelola secara mandiri akan menggantikan peran perantara dalam memainkan permainan harga.
Tim pemasaran memasarkan produk melalui platform digital dan toko fisik, menjangkau konsumen yang luas. Layanan purna jual pelanggan memberikan dukungan dan umpan balik penting untuk menjaga kualitas dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Koperasi ini bersifat egaliter dengan pengambilan keputusan strategis melalui pertemuan anggota, memastikan bahwa setiap suara dihormati dan setiap keputusan mencerminkan kepentingan seluruh anggota.
Dengan pendekatan ini, koperasi multipihak tidak hanya meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, namun juga menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien, mengurangi dampak lingkungan dan menjamin stabilitas harga di pasar.
Potensi pertanian Indonesia sangat tinggi karena mempunyai tanah yang subur dan tanaman yang beraneka ragam, serta tenaga kerja usia produktif yang melimpah serta sikap masyarakat Indonesia yang gemar bekerja sama sehingga memungkinkan terbentuknya koperasi multi pihak. Di sektor pertanian untuk menunjang ketahanan pangan nasional.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan asosiasi koperasi multipihak dengan diterbitkannya Peraturan Koperasi dan UKM No. Oleh karena itu, pemangku kepentingan seperti koperasi petani, koperasi perdagangan dan konstituen lainnya harus mengambil inisiatif untuk membentuk koperasi pertanian multipihak.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel