Bisnis.com, JAKARTA – Dominasi Asia di kancah hiburan global tidak hanya didasarkan pada produksi konten berkualitas tinggi, tetapi juga kemampuannya menyelenggarakan acara berskala besar yang menarik penonton dari seluruh dunia.

Misalnya, konser Coldplay dan Taylor Swift selama seminggu di Singapura adalah contoh nyata betapa pentingnya bangunan yang kuat dalam menarik artis internasional dan menyelenggarakan festival internasional.

Acara ini merupakan langkah penting untuk mempertahankan posisi Asia dalam industri hiburan global, apalagi dominasi hiburan global tidak lagi sepenuhnya berada di Barat.

Dalam beberapa dekade terakhir, Asia telah muncul sebagai kekuatan budaya yang tak terhindarkan dengan pengaruh besar terhadap musik, film, dan televisi di seluruh dunia. Kesuksesan ini tidak hanya didorong oleh popularitas K-Pop dan K-Drama, tetapi juga oleh ide-ide cerdas dan kemampuan teknis.

Pada tahun 2012, Psy tidak hanya memecahkan rekor, tetapi ia juga berhasil menggemparkan YouTube berkat Gangnam Style, yang mengguncang dunia dengan gerakannya yang ritmis dan menular. Bukan sekadar lagu, melainkan wujud tumbuhnya kekuatan budaya Asia yang memperkenalkan dunia pada keunikan dan keberagaman benua ini. Namun keberhasilan tersebut menjadi awal gelombang besar kebudayaan Asia yang melanda dunia.

BTS, Blackpink, dan Twice hanyalah beberapa contoh grup K-Pop yang berhasil mencapai dan memecahkan rekor dunia. Dan jangan lupakan adegan Baby Shark yang secara jelas menunjukkan bahwa musik Korea ditujukan untuk berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak.

Selain itu, Parasite karya sutradara Korea Bong Joon-ho memenangkan empat Oscar, termasuk Film Terbaik, sebuah penghargaan luar biasa bagi industri film Asia – menarik perhatian dan mengokohkan posisinya di seluruh dunia.

Tradisi Korea lainnya seperti Hanbok, Kimchi dan K-Beauty juga mulai populer di berbagai negara. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya Korea melampaui hiburan dan juga mencakup banyak aspek kehidupan.

Cara cerdas lainnya yang digunakan orang Korea Selatan untuk mempromosikan budaya mereka adalah Noraebang, atau ruang karaoke. Noraebang tidak hanya menjadi tempat bernyanyi, namun juga menjadi tempat umum dimana masyarakat dapat bersosialisasi dan menikmati budaya Korea. Noraebang sering memutar lagu-lagu K-Pop dan film Korea, mempromosikan budaya Korea kepada pengunjung.

Dominasi Asia dalam kancah hiburan dunia tidak hanya berhenti di Korea saja. 88Rising sukses menampilkan bakat-bakat Asia, termasuk penyanyi Indonesia seperti Rich Bryan, NIKI, dan Stephanie Poetri.

88Rising tidak hanya fokus memproduksi musik saja, namun juga menyelenggarakan festival musik Head in the Clouds. Hal ini menunjukkan bahwa Asia tidak hanya memiliki pangsa pasar hiburan global, namun juga berkontribusi terhadap rantai pasokan global industri ini.

Beberapa perusahaan media hiburan Indonesia juga berkontribusi terhadap dominasi global Asia. Misalnya saja pada tahun 2022 ini, Springboard akan menyelenggarakan festival musik internasional Head In The Clouds di Jakarta bekerja sama dengan 88Rising.

Festival ini sukses besar dan dikunjungi oleh puluhan ribu penonton dari berbagai negara. Terungkap bahwa 10% pengunjung Head In The Clouds adalah pengunjung internasional. Memang benar talenta Asia kini menjadi primadona dunia hiburan.

Ketertarikan masyarakat terhadap festival musik Asia ini menunjukkan bahwa Asia tidak hanya memiliki produk budaya, tetapi juga pasar yang besar dan dapat diandalkan. Gelombang Asia telah memasuki kancah hiburan dunia dan akan terus berkembang di masa depan.

Penting untuk dicatat bahwa dominasi Asia terhadap hiburan global bukan sekedar musiman atau tren yang cepat memudar. Dibalik gempuran K-Pop dan K-Drama terdapat ide-ide cerdas dan kemampuan menciptakan tren menjadi kunci kesuksesan.

Noraebang misalnya, tradisi karaoke di Korea Selatan, tidak hanya menjadi tempat bernyanyi, namun sudah menjadi fenomena global. Noraebang tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga tempat ekspresi diri dan pembangunan komunitas.

Hal ini menjadi bukti bahwa Asia tidak hanya menjadi bagian dari pasar hiburan global, namun juga berkontribusi terhadap dunia hiburan global. Konten Jepang seperti anime dan manga juga berkontribusi signifikan terhadap dominasi platform streaming di Asia. OTT seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Apple TV, Hulu, Viu, Vidio, bahkan Iflix menawarkan episode spesial untuk pecinta anime.

Tidak mengherankan jika permintaan pasar global terhadap anime telah tumbuh 118 persen dalam dua tahun terakhir, menurut Parrot Analytics, yang memahami permintaan pemirsa global terhadap konten televisi dari perusahaan, merek, media, dan organisasi hiburan.

Popularitas anime (bahasa Jepang untuk animasi) di Indonesia juga didukung oleh banyaknya acara Jepang di banyak kota besar yang kurang menarik minat penggemarnya. Seperti halnya Anime Symphony Concert, orkestra ternama Indonesia, Jakarta Concert Orchestra (JCO), An Anime Symphony: Overdrive akan membawakan lagu-lagu bertema anime dan dua pertunjukan full house berturut-turut.

Ketertarikan masyarakat terhadap festival musik dan masuknya talenta internasional dari Asia tidak bisa diabaikan. Ribuan penonton dari seluruh dunia berkumpul untuk menyaksikan penampilan artis Asia favorit mereka, menciptakan suasana kebanggaan dan memperkuat kesatuan budaya di antara keberagaman.

Dengan banyaknya talenta lokal yang bermunculan di seluruh dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempromosikan pariwisata melalui festival musik, festival internasional, bahkan olahraga. Dan Indonesia sangat pandai menyelenggarakan berbagai acara hiburan. Oleh karena itu, pembangunan dan penyiapan fasilitas yang memadai untuk menunjang olahraga besar merupakan bidang penting bagi industri hiburan dunia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA