Bisnis.com, JAKARTA – Stigma yang selama ini menyebutkan produk merek lokal kualitasnya lebih buruk dibandingkan merek global, membuat konsumen menganggap lebih mudah memilih produk luar negeri dibandingkan produk produksi dalam negeri.

Namun studi yang dilakukan Ipsos pada tahun 2021 mengungkapkan perubahan signifikan: 87% konsumen Indonesia lebih memilih membeli produk lokal dibandingkan produk global.

Tentu saja tren ini merupakan pertanda baik bagi industri kita. Tapi, mengapa perubahan ini terjadi? Apa yang membuat konsumen Indonesia beralih dan lebih memilih merek lokal dibandingkan merek global?

Konsumen Indonesia kini lebih kritis dalam memilih produk, dengan survei menunjukkan lebih dari separuh (59%) tidak setuju bahwa produk global lebih unggul dibandingkan produk lokal. Persepsi ini menandai adanya perubahan penilaian kualitas, dan konsumen semakin mengapresiasi apa yang diproduksi dalam negeri.

Namun merek lokal yang berhasil mengejar ketertinggalan dari merek internasional rata-rata masih menggunakan strategi branding internasional untuk menarik pelanggan.

Foreign branding adalah suatu strategi pemasaran dimana suatu produk atau jasa dipasarkan dengan menggunakan nama, label atau desain yang seolah-olah berasal dari luar negeri, padahal sebenarnya bisa diproduksi secara lokal atau tidak seluruhnya asing.

Mari kita coba ambil contoh industri parfum. Tahun 2021, dari 10 merek parfum terlaris di Indonesia, dua di antaranya merupakan merek lokal; HMNS dengan pangsa pasar 3,5%, dan Kahf dengan pangsa pasar 2,6%. HMNS dengan branding yang menggunakan aksen Inggris dan Kahf yang menonjolkan nuansa Timur Tengah menunjukkan strategi branding luar negeri cukup efektif dalam menggaet konsumen.

Kesuksesan tersebut berlanjut pada tahun 2022, dimana HMNS meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 10,64%, sedangkan Kahf juga mengalami peningkatan menjadi 4,12%. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada industri parfum saja. Di industri fashion, brand seperti Erigo, Berrybenka, CROOZ, Cotton Ink, dan RSCH juga menunjukkan kesuksesan serupa dengan mengadopsi aksen internasional pada brand mereka.

Penerapan aksen internasional mungkin telah membantu beberapa merek lokal untuk memposisikan diri mereka di pasar, namun apakah ini satu-satunya faktor kesuksesan mereka? Jawabannya adalah tidak.

Merek lokal yang meraih kesuksesan di pasar seperti HMNS, tidak hanya bergantung pada merek yang menarik tetapi juga memenuhi 4 kriteria penting berikut:

1.       Produk: HMNS berhasil memproduksi parfum berkualitas dengan menggunakan bahan-bahan yang mirip dengan merek parfum internasional, menawarkan alternatif lokal yang tidak kalah mewah.

2.       Harga: Dengan menawarkan Eau de Parfum sekitar 300 ribu rupiah, HMNS menarik segmen pasar yang menginginkan produk premium dengan harga lebih murah dibandingkan brand internasional yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

3.       Penempatan: HMNS memudahkan akses dengan menyediakan produknya secara online dan offline, sehingga memudahkan pelanggan mendapatkan produk kapan saja dan di mana saja.

4.       Promosi : HMNS dikenal kuat dalam bercerita. Mereka tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga membangun narasi yang menarik dalam merek mereka. Bahkan, ia juga meluncurkan produk tersebut bekerja sama dengan beberapa publik figur seperti Christian Sugiono dan Maliq & D’essentials.

Pada akhirnya, merek lokal Indonesia harus terus merangsang kreativitas agar bisa bertahan dan berkembang dalam persaingan pasar. Kreativitas bukan sekadar menjadi berbeda atau menciptakan sesuatu yang unik—lebih dari itu, kreativitas merupakan proses panjang dan berkesinambungan yang terjadi di balik layar, dalam setiap aspek penciptaan dan pengembangan produk.

Meyakini bahwa kreativitas adalah kunci utama merek lokal untuk membangun identitas yang kuat dan nilai tambah, maka para pemimpin perusahaan harus meningkatkan kemampuan karyawannya. Berbagai pelatihan baik online maupun offline banyak yang menerapkan pendekatan seperti Design Thinking untuk memahami secara mendalam kebutuhan konsumen, dan Creative Problem Solving yang memberdayakan tim untuk menemukan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis.

HMNS, Erigo, dan merek lokal sukses lainnya adalah contoh nyata kreativitas sejati. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan inovasi berkelanjutan dan pendekatan kreatif di seluruh elemen bisnis, merek lokal dapat bersaing secara langsung dengan pemain global dan bahkan menetapkan standar baru dalam industri.

Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa merek lokal mempunyai kemampuan untuk menarik dan mempertahankan loyalitas konsumen tidak hanya melalui harga yang kompetitif atau strategi pemasaran yang cerdik, namun juga melalui keunikan dan integritas kreatif yang ditawarkan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel