Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait prospek rasio kredit perbankan dalam perekonomian Indonesia terhadap produk domestik bruto atau PDB Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar melaporkan kredit perbankan pada akhir triwulan III 2024 meningkat dua digit. Bahkan, pada triwulan III-2024 tercatat kredit meningkat sebesar 11,4% dibandingkan tahun berjalan.

“Ini jauh lebih tinggi dibandingkan 9% [pertumbuhan kredit] pada periode yang sama tahun lalu. “Alokasinya terutama untuk pinjaman investasi,” ujarnya dalam jumpa pers KSSK IV 2024, Jumat (18/10/2024). 

Sementara untuk sisa tahun ini, OJK optimistis target penyaluran kredit yang dicanangkan sebesar 9-11% dapat tercapai. Sementara dari sisi loan to deposit ratio (LDR) juga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, namun jika dibandingkan sebelum pandemi, ruang pertumbuhan kredit masih bisa lebih besar.

“Karena saat ini masih berkisar 87% dan berada di bawah LDR sebelum pandemi yaitu 95%,” ujarnya.

Adapun dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Mahendra juga berharap hal tersebut dapat diwujudkan pada pemerintahan baru yang mulai berlaku pada minggu depan. 

Pasalnya, kata Mahendra, merupakan peluang untuk lebih meningkatkan pertumbuhan kredit dan menghasilkan berbagai multiplier effect yang akan menjadi pendorong pertumbuhan kredit di berbagai sektor yang menjadi prioritas utama dan program baru pemerintah.

Sebelumnya, Mahendra mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah kebijakan moneter yang akomodatif, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan risiko yang terkendali. 

Kinerja intermediasi perbankan meningkat positif, dimana pada Agustus 2024, pertumbuhan kredit terus mencatatkan pertumbuhan dua digit sebesar 11,4 persen secara tahunan hingga mencapai Rp7.507,7 triliun. 

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi meningkat paling besar yaitu sebesar 13,08%, disusul kredit konsumsi sebesar 10,83%, dan kredit modal kerja meningkat sebesar 10,75%.

Dana pihak ketiga perbankan (DPK) meningkat sebesar 7,01% year-on-year menjadi Rp 8,650 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing meningkat sebesar 10,06%, 6,14%, dan 5,37% dalam setahun. 

Likuiditas perbankan pada Agustus 2024 dinilai masih memadai meski moderat, dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,92% dan 25.37. % . %, dan selalu di atas ambang batas masing-masing sebesar 50 dan 10%.

Terakhir, dari sisi kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sedikit turun menjadi 2,26% dan NPL net menjadi 0,78%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel