Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan syarat kredit bank kecil khususnya KBMI I dan KBMI II.

Seperti diketahui, berdasarkan catatan OJK, likuiditas yang tersedia di industri perbankan pada Maret 2024 cukup memadai dengan suku bunga kredit masih jauh di atas batas pengawasan. 

Misalnya, rasio Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 121,05% dan 27,18% atau jauh dari batasan selanjutnya sebesar 50% dan -10%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, timnya secara berkala melakukan pemantauan terhadap seluruh bank KBMI I dan KBMI II untuk memastikan bank tersebut memiliki sistem operasional yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pembayaran. 

Termasuk memastikan setiap bank memiliki jaringan [market line] jika membutuhkan uang [uang] segera, ”ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Kamis (23/5/2024).

Salah satu pemainnya adalah PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) menyatakan likuiditas Bank Oke masih baik meski terjadi penurunan DPK sekitar 5% dibandingkan akhir tahun 2023. 

Sebab, pertumbuhan kreditnya tidak terlalu tinggi, kata Direktur Kepatuhan DNAR Efdinal Alamsyah dalam suratnya kepada Bisnis yang dikutip Kamis (23/5/2024).

Menurut dia, dibandingkan akhir tahun 2023, utang Bank Oke meningkat sekitar 2%. Sementara dalam pengelolaan keuangan, selain DPK, perseroan juga memiliki batasan pasar modal dengan berbagai bank.

“Kita juga bisa mengandalkan pinjaman atau pinjaman dari bank lain,” ujarnya. 

Selain itu, PT Bank Neo Commerce (BNC) Tbk. (BBYB) yang juga masuk dalam KBMI I juga mencatat defisit yang terjadi pada periode suku bunga tinggi. Per Maret 2024, LDR BBYB berada di angka 65,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 73,95%.

“Banyak peluang bagi kami untuk berkembang, makanya kami berani melakukan ekspansi. “Kami juga berupaya menaikkannya minimal 75%-78% [LDR],” kata Direktur Bisnis BNC Aditya Windarwo beberapa pekan lalu.

Saat ini, grup tersebut bertujuan untuk menambah utang sekaligus mengurangi biaya keuangan, yaitu biaya keuangan. “Biaya pendanaan memegang peranan penting dalam biaya utang,” ujarnya. Selain itu, perseroan saat ini menargetkan rasio arus kas sebesar 30%. 

Sedangkan di grup KBMI II, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) juga menyampaikan posisi likuiditas perseroan tetap terjaga dengan baik. Padahal, rasio LDR perseroan pada kuartal I 2024 berada di angka 70%.

Artinya, kita masih mempunyai peluang untuk berkembang. Posisi kami masih bisa berkembang. “Pasar dan sektor produktif tumbuh signifikan,” kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman beberapa waktu lalu pada Pemaparan Kinerja Kuartal I 2024. 

Beberapa kendala juga dikaji manajemen sembari melanjutkan kesuksesannya di tahun 2023 dengan mencari pasar usaha yang lebih luas yaitu di sektor riil/produktif khususnya pada bisnis perkreditan kategori UMKM, dan pasar tertutup yaitu konsumen. terlalu kuat. kategori. , dengan sistem penyimpanan, pengadaan, dan turunannya di pasar captive.

Contoh ekosistem lainnya, selain bisnis kredit konsumsi, antara lain pembiayaan proyek pemerintah daerah, pengadaan barang termasuk jasa antar BUMD, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang berada di bawah kendali pemerintah daerah, ujarnya. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel