Bisnis.com, JAKARTA – Kantor Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia masih tinggi hingga akhir tahun ini. Namun, terdapat sentimen di pasar Tiongkok yang mendorong keluarnya dana asing akibat kebijakan stimulus jumbo.

Direktur Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Derivatif, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan hingga akhir September 2024, investor asing masih mencatat aliran modal masuk baik ke pasar saham maupun surat utang dan sukuk (EBUS). berdasarkan tahun (ytd).

Pasar saham mencatat pembelian bersih sebesar Rp 52,75 triliun pada akhir September 2024, sedangkan pasar obligasi mencatat pembelian bersih surat berharga negara (SBN) dan obligasi korporasi sebesar Rp 26,62 triliun.

Tren masuknya asing ke Indonesia dimulai pada bulan Juni 2024 dan mulai mencatatkan pembelian bersih setiap tahunnya sejak bulan tersebut. Kami optimistis arus masuk asing dapat terus meningkat, kata Inarno melalui tanggapan tertulis, Rabu (10/2/2024). ). .

Optimisme OJK terhadap potensi masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia sejalan dengan sentimen positif seperti berlanjutnya tren penurunan suku bunga The Fed dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) Q4 2024.

Kendati demikian, belakangan ini ada sentimen di pasar Tiongkok yang mendorong keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia akibat kebijakan stimulus jumbo.

Seperti diketahui, pada 24 September 2024, People’s Bank of China (PBoC) mengeluarkan stimulus kebijakan moneter untuk mendukung tujuan pertumbuhan ekonomi. Stimulus tersebut mencakup penurunan suku bunga 7DRR dari sebelumnya 1,7% menjadi 1,5%. 50 basis poin dari GWM bank.

PBoC melakukan kebijakan moneter untuk meningkatkan likuiditas sebesar USD 142 miliar. PBoC juga mengisyaratkan kemungkinan pemotongan lebih lanjut sebesar 25-50 basis poin dan tambahan stimulus likuiditas pasar ekuitas senilai US$114 miliar, serta keringanan pinjaman rumah (PR) dan penyederhanaan peraturan sebesar total US$5,2 triliun. Membeli rumah second dengan uang muka 25% hingga 15%.

Maximilianus Nicodemus, Asisten Direktur Pilarmas Investindo, mengatakan kebijakan stimulus besar-besaran di Tiongkok justru meningkatkan ekspektasi pelaku pasar terhadap perekonomian Tiongkok, termasuk investor asing, sehingga arus investasi mulai beralih ke pasar Tiongkok.

Apalagi sejak awal tahun, koreksi tersebut membuat pasar China menjadi sangat murah sehingga para pelaku pasar dan investor betah berinvestasi di sana.

Selain sentimen positif di Tiongkok, pasar saham Indonesia juga melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,2% atau 168,98 poin menjadi 7.527,92 pada awal perdagangan Senin (30/09/2024). Saat itu, level IHSG merupakan level terendah bulan ini atau September 2024.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel