Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan ada 80 emiten potensial yang siap melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham dalam program OJK. Perusahaan yang mengantri IPO di bursa memiliki total target pendanaan IPO sebesar Rp 11,38 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Pembiayaan Derivatif dan Pertukaran Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, antusiasme penggalangan dana di pasar modal juga positif. Hal ini tercermin hingga 30 April 2024, nilai penawaran umum tercatat Rp 77,64 triliun, sedangkan emiten baru berjumlah 17 orang. 

Sementara itu, masih terdapat 138 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif Rp 54,33 triliun, dimana 80 perusahaan di antaranya berencana IPO oleh emiten baru, kata Inarno dalam konferensi pers bulanan RDK, Senin (13/5/2024). ). ). 

Secara rinci, OJK mencatat nilai penggalangan dana 80 emiten siap IPO sebesar Rp 11,38 triliun. Selain itu, terdapat 11 penawaran umum terbatas atau PUT dengan nilai indikatif Rp 5,64 triliun.

Berikutnya, terdapat 10 penawaran Surat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan nilai indikatif Rp10,06 triliun, serta 37 PUB EBUS Tahap I, II dan seterusnya dengan nilai indikatif Rp27,26 triliun. 

Dengan demikian, dengan jumlah pipeline tersebut, potensi penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp54,33 triliun. Sementara OJK menetapkan target penawaran umum sebesar Rp 200 triliun sepanjang tahun 2024.

Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (EIB) mencatat terdapat 36 emiten potensial yang mengantri untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 8 Mei 2024. Prospek online calon IPO sebagian besar emiten rata-rata. barang-barang 

Berdasarkan data pipeline BEI, terdapat 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar yang siap IPO, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.  

Sementara itu, 22 perusahaan lainnya dengan rata-rata aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar masih dalam antrean untuk dicatatkan di bursa.    

Direktur Penilaian Korporat EIB Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga Rabu (5/8/2024) terdapat 24 emiten yang tercatat di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 3,88 triliun.

Jika dianalisis berdasarkan sektor, maka perusahaan dari sektor konsumen non-siklis mendominasi sebanyak 8 perusahaan, disusul sektor industri sebanyak 7 perusahaan, dan sektor konsumen siklis sebanyak 6 perusahaan.

Selain itu, terdapat 4 perusahaan di bidang real estate dan real estate, 3 perusahaan di bidang teknologi, masing-masing 2 perusahaan di bidang kesehatan, energi dan bahan baku, serta masing-masing 1 perusahaan di bidang infrastruktur dan logistik transportasi.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel