Bisnis.com, Jakarta – Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perilaku berulang dan tidak terkendali. Jika dibiarkan dalam waktu lama, dapat berakibat fatal bagi penderita.

Menurut my.clevelandclinic.org, OCD dapat menyerang wanita dan pria. Data Pusat Informasi Bioteknologi Nasional menunjukkan bahwa dari 10.155 penderita OCD, lebih banyak perempuan yang menderita gangguan tersebut, yaitu mencapai 5.935 penderita, sedangkan laki-laki hanya 4.220 orang yang mengalami gangguan tersebut. 

Sementara itu, sekitar 50% penderita OCD mulai mengalami gejala pada masa kanak-kanak dan remaja. Menurut laporan Choosetherapy.com, gejala OCD berikut ini terbagi menjadi dua, yakni OCD obsesif dan OCD kompulsif. 1. OCD obsesif

OCD obsesif adalah kelainan yang disebabkan oleh tekanan pikiran atau dorongan yang sangat tidak diinginkan, yang efeknya membuat penderitanya merasa cemas jika keinginannya tidak terpenuhi.

• Keinginan untuk menata segala sesuatunya dengan benar atau simetris

• Keinginan untuk bertindak agresif di depan umum

• Kekhawatiran berlebihan, seperti bertanya-tanya apakah kompor sudah mati

• Ketakutan berlebihan terhadap situasi tertentu 2. OCD kompulsif

OCD kompulsif merupakan tindakan berulang yang dilakukan penderitanya, bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh pikiran obsesif.

• Periksa pintu yang tertutup sesering mungkin

• Sering-seringlah mencuci tangan

• Susunan elemen harus simetris

• Sering-seringlah menelepon untuk memastikan situasi aman

• Pengulangan kata-kata tertentu dalam percakapan merupakan penyebab OCD 

1. Trauma: Pengalaman traumatis atau stres berat dapat memicu berkembangnya OCD. Misalnya saja mengalami kekerasan fisik atau pelecehan seksual.

2. Faktor genetik: OCD dapat diturunkan oleh anggota keluarga yang juga menderita gangguan tersebut. 

3. Ketidakstabilan emosi: Orang yang emosinya tidak stabil lebih mudah stres sehingga menjadi pemicu OCD.

4. Pengaruh Lingkungan: Orang yang tumbuh dengan banyak tekanan dalam keluarga dan lingkungan sosialnya lebih rentan terkena OCD.

5. Gangguan kimia otak, seperti norepinefrin dan serotonin, dapat memicu OCD kronis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel