Bisnis.com, JAKARTA – Pada kuartal I 2024, perusahaan keuangan nampaknya menghindari penggunaan modal kerja dari obligasi. Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), tidak ada perusahaan yang menerbitkan kontrak sewa di awal tahun. Banyak lembaga keuangan dapat dilihat berdasarkan perbankan dan konsolidasi keuangannya.

Ia mengungkapkan, pada kuartal I 2024, total pinjaman sebesar Rp 26,35 triliun yang sebagian besar disalurkan oleh lembaga keuangan khusus Sarana Multigriya Finansial (Persero) sebesar Rp 4,68 juta atau 17,76%. Selain itu, emisi juga berkontribusi pada pertambangan dan telekomunikasi. Lalu apa yang diharapkan pada kuartal kedua tahun 2024 setelah Bank Indonesia menaikkan BI rate ke level tertinggi tahun 2016 pada akhir April?

Berdasarkan data Pefindo, perusahaan keuangan multinasional memutuskan untuk memberikan pinjaman pada kuartal II tahun 2024 dan seterusnya. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memperkuat bisnis.

Salah satunya PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) yang akan menerbitkan pinjaman berkelanjutan VI sebesar Rp6 triliun. Dian Ariffahmi, Direktur Komunikasi Korporat BFI Finance, mengatakan nilai program ini bisa mencapai Rp3 triliun dalam beberapa tahap.

Tergantung situasi bank, kondisi bisnis dan kebutuhan pembiayaan, serta jadwal penyerahan pertama antara kuartal II dan kuartal III 2024, kata Dian saat ditemui Bisnis pada pekan lalu (9/5/2024).

PT CIMB Niaga Finance (CNAF) atau CIMB Niaga Finance kini berencana menerbitkan Sukuk Penawaran Umum I (PUB I) Wakalah Bi Al Istitsmar pada Juni 2024 senilai Rp 1 triliun pada kuartal II 2024.

“Dengan penawaran PUB ini, CNAF dapat menerbitkan Sukuk kapan saja dan cepat dalam waktu dua tahun,” kata CEO CNAF Ristiawan Suherman dalam wawancara.

Ristiawan mengatakan CNAF yakin sukuk merupakan produk syariah baru dan menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap kemampuan CIMB Niaga Finance. Ia juga yakin pasar sukuk ini akan membantu menstabilkan dan mendiversifikasi sumber CNAF.

“Langkah ini juga akan memperkuat penyaluran baru keuangan berbasis syariah,” ujarnya.

Ristiawan mengatakan, dana yang diterima dari CNAF akan digunakan untuk memberikan pembiayaan baru seiring dengan rencana penambahan modal perseroan.

Senada, Chief Financial Officer PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Financial Ring Lisa Hadi mengungkap rencana pemberian pinjaman pada kuartal II 2024. Meski belum menetapkan target penggalangan dana. Penerbitan jaminan merupakan salah satu upaya untuk menunjang operasional perusahaan.

PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) atau Adira Finance juga menerbitkan obligasi pada kuartal II 2024. Cabang Bank Danamon ini untuk pertama kalinya menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Di antaranya obligasi jangka panjang VI Adira Finance Tahap III 2024 dengan jumlah pokok Rp400 miliar dan Sukuk Mudharabah V Adira Finance Tahap III 2024 senilai Rp1,6 triliun. Masa penawaran umum obligasi dan sukuk adalah 24-29 April 2024.

Chief Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan uang yang terkumpul dari pinjaman tersebut digunakan untuk kegiatan keuangan terkait operasional perusahaan.

Gani mengatakan, “Perusahaan akan terus memantau tren bisnis dan kebutuhan tambahan pinjaman di masa depan.”

Ia juga mencatat Adira Finance masih menggunakan dana melalui Joint Financing (JF) dengan Bank Danamon sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap suku bunga.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA.