Bisnis.com, Jakarta – Partisipasi Infrastruktur PT Nusantara Tbk. (META) kemitraan investasi pengelolaan Tol Trans Jawa milik PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) disebut akan berdampak positif terhadap investasi infrastruktur di Tanah Air.

Sebelumnya, berdasarkan dokumen keterbukaan informasi tertanggal 1 Juli 2024, META Group bersama investor baru akan menguasai total 35% saham jalan tol milik anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) Kunci.

Sedangkan investornya antara lain anak usaha META, PT Margautama Nusantara (MUN), induk META, PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services, dan Warrington Investment Pte Ltd yang merupakan anak perusahaan tidak langsung dari Government of Singapore Investment Corporation Ventures (GIC). 

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pehla Nugraha Mansuri menegaskan, pemerintah menyambut baik selesainya Aksi Kerjasama Investasi JSMR di Jalan Tol Trans-Jawa. 

“Karena ini juga merupakan bentuk titipan investasi berupa FDI [foreign direct investment] dari negara lain ke Indonesia, khususnya di bidang strategis seperti infrastruktur atau konektivitas,” kata Bisnis saat dikonfirmasi, Rabu (3 Juli 2024). .

Sekadar informasi, Tol Trans-Jawa yang dioperasikan PT JTT memiliki panjang 676 kilometer (km) dan mencakup 13 ruas tol yang menghubungkan berbagai kawasan strategis di Pulau Jawa.

Jakarta – Sikampek, Jakarta – Sikampek II Elevated, Palimanan – Kansi, Batang – Semarang, Semarang A-B-C, Semarang – Solo, Solo – Ngawi, Ngawi – Kertosono – Kediri, Surabaya – Mojokerto, Surabaya – Gempol – Divisi Gempol, Gempol – Pandaan dan Pandan – Malang.

Sementara itu, Analis Ekonomi, Industri, dan Pasar Global Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyerukan pendanaan untuk program infrastruktur, sedangkan langkah META untuk mendukung pembangunan infrastruktur nasional positif.

Karena kemampuan keuangan pemerintah yang bergantung pada dana APBN relatif terbatas, maka peran swasta sangat penting untuk mendukung dan mempercepat proyek pembangunan infrastruktur.

“Dengan infrastruktur yang dibangun dan terus dipelihara, kualitas masyarakat Indonesia ke depan juga akan semakin meningkat. Selanjutnya, prospek kegiatan perekonomian Indonesia ke depan akan tetap terjaga dengan baik untuk menampung masyarakat yang terus berkembang,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.

META menegaskan, investasi pada divisi jalan tol JTT merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadi pemimpin di sektor infrastruktur jalan tol. 

“Perusahaan berencana mengalokasikan sekitar Rp 40 triliun untuk berbagai proyek infrastruktur strategis di Tanah Air dalam beberapa tahun ke depan,” kata Ketua Umum PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) Ramdani Basari, Rabu (7 Maret 2024) saat dikonfirmasi Bisnis. . ).

Oleh karena itu, transaksi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas portofolio perseroan di sektor jalan tol, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur nasional. 

“Ini merupakan langkah strategis positif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan baik saat ini maupun jangka panjang. Posisi Pulau Jawa sebagai pusat aktivitas dan pergerakan penduduk terbesar di Indonesia akan menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan adalah menyediakan konektivitas yang vital bagi masyarakat. di Pulau Jawa.

Sementara META Ecosystem dan anak usahanya kini telah mengkonsesi Jalan Tol Serpong – Pondok Aren sepanjang 7,25 km, Ujung Pandang Seksi 1-3 sepanjang 10 km, dan Ujung Pandang Seksi IV sepanjang 11,57 km. Serta Tol Makassar New Port sepanjang 3,2 km, Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) sepanjang 38 km, dan Tol Kebon Jeruk – Penjaringan (Jor W1) sepanjang 9,7 km. 

Selain memiliki dan mengelola jalan tol, META dan anak perusahaannya juga mengembangkan infrastruktur di bidang pengelolaan air bersih, energi terbarukan, serta pengelolaan periklanan dan parkir.

Berdasarkan laporan keuangan META periode 2023, total pendapatan mencapai Rp1,68 triliun, dilaporkan meningkat secara tahunan sebesar 20,2% (year-on-year) dibandingkan sebelumnya Rp1,4 triliun miliar.

Secara khusus, pendapatan Jasa Pengelolaan Jalan Tol META juga meningkat sebesar 21,12% dibandingkan periode yang sama menjadi Rp1,39 triliun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp1,15 triliun. Namun laba tahun ini periode 2023 tercatat negatif dibandingkan periode 2022 karena adanya peningkatan biaya keuangan.

Manajemen Meta menulis: “Efek dari transaksi ini tidak hanya akan memperluas portofolio perusahaan tetapi juga meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara organisasi komersial publik dan swasta dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan tol”. penyingkapan

Lihat berita dan artikel lainnya di saluran Google Berita dan WA