Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Rp 16.179 pada perdagangan Selasa (16 Juli 2024). Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lainnya.

Rupee melemah 0,06% pada Rp16.179,5 per dolar AS, mengutip data Bloomberg pada pukul 15.00 WIB. Indeks dolar AS naik 0,11% menjadi 104,30.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang melemah 0,30%, dolar Singapura melemah 0,04%, dolar Taiwan melemah 0,08%, won Korea melemah 0,09%, dolar Hongkong menguat 0,03%.

Rupee India menguat 0,01%, peso Filipina menguat 0,16%, yuan Tiongkok menguat 0,11%, ringgit Malaysia menguat 0,10%, dan baht Thailand menguat 0,05%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen tersebut didorong oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada September. Hal ini mengikuti angka inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral AS. 

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Senin bahwa bank lebih yakin bahwa inflasi akan turun. Namun pesan terkait penurunan suku bunga tersebut tidak disampaikan secara langsung. Pasar menganggap pernyataannya berarti bahwa penurunan suku bunga akan segera terjadi. 

Menurut CME Fedwatch, para pedagang tampaknya sudah menyerah sepenuhnya pada ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan September, dan kini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 poin hingga hampir 90%. 

Namun, dolar terutama didukung oleh meningkatnya spekulasi bahwa Presiden Trump akan mencalonkan diri kembali. Pasalnya, popularitasnya tampaknya meningkat signifikan setelah upaya pembunuhan terhadap mantan presiden tersebut gagal. 

Hal ini menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden. Presiden Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis, yang dapat meningkatkan inflasi dan mendukung dolar.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyebutkan utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat 1,8% (yoy) menjadi US$407,3 miliar (yoy) pada Mei 2024. Setelah itu, laju pertumbuhannya turun 1,5% (yoy) pada April 2024. BI mengatakan angka utang luar negeri masih terkendali.

Utang luar negeri pemerintah mencapai $191 miliar pada bulan Mei 2024, turun 2,6% tahun-ke-tahun pada bulan April 2024, diikuti oleh penurunan pertumbuhan tahunan sebesar 0,8% tahun-ke-tahun.

Pada perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupee akan menguat di kisaran Rp16.130-Rp16.220 per dolar AS.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan Channel WA.