Bisnis.com, JAKARTA – Pasar Web3 Asia Tenggara diperkirakan bernilai $6,4 miliar pada tahun 2030, sementara Indonesia diprediksi akan memainkan peran penting dalam pengembangan blockchain yang membentuk aset kripto.
Menurut laporan Emergen Research, pasar Web3 di Asia Tenggara diperkirakan bernilai $6,4 miliar pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 50,2%. Berdasarkan data Chainalysis, dalam hal adopsi kripto, Indonesia menempati peringkat 7 indeks kripto dunia.
Mitra Saison Capital Qin En Looi mengatakan industri Web3 di Asia memiliki potensi lebih besar, terutama yang beroperasi di lembaga keuangan, karena didukung oleh lingkungan yang lebih baik. Selain itu, banyak institusi dan pemerintah di Asia yang sudah bereksperimen dengan teknologi blockchain untuk memberikan berbagai solusi.
“Saya berbicara dengan banyak pengembang Web3 dan mempertimbangkan bagaimana pengembang Web3 dapat menjangkau komunitas yang lebih luas. Saya pikir metodenya sangat sederhana, bagaimana mendorong interaksi pengguna untuk memiliki dompet kripto dengan banyak pilihan seperti “Masuk melalui media sosial atau email,” jelasnya, dikutip Selasa (27/08/2024).
Selain itu, penggunaan user interface (UI) dan user experience (UX) membuatnya lebih mudah diakses. Menurutnya, pengembang Web3 harus terus berinovasi.
Brian Limiardi, salah satu pendiri dan CEO Copra Labs, mengatakan bahwa jika melihat negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand atau Vietnam, meskipun mereka memiliki komunitas pengembang dan ukuran pasar yang lebih kecil, para pendirinya lebih mampu mengatasi tantangan dan terus melanjutkan pengembangan. tumbuh.
Sementara itu, pasar Web3 di Indonesia mungkin memiliki persaingan yang lebih ketat karena Indonesia memiliki wilayah Web2 yang sangat besar dan lebih dinamis.
“Untuk mendorong pasar Web3 tumbuh, bagi saya katalis utamanya adalah kembalinya sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi). Mungkin di siklus ini banyak narasi baru yang muncul, namun masih banyak yang menyadari bahwa DeFi benar-benar siap di lapisan aplikasi satu. .infrastruktur,” jelasnya.
Tytan.eth (Ty Blackcard), salah satu pendiri Magnify Cash, meyakini pasar Web3 di Asia memiliki daya tarik tersendiri. Jika melihat pasar seperti Amerika dan Kanada, orang-orang di sana sudah tahu banyak tentang kripto. Tantangannya bukan lagi soal kesadaran, melainkan hambatan pendidikan yang membutuhkan waktu.
Sementara itu, Asia, khususnya Indonesia, sedang dalam tahap awal terpapar kripto. Meski volume transaksinya belum besar, namun volumenya sendiri sangat menarik untuk diperhatikan.
“Selain itu kolaborasi juga terasa lebih mudah diakses dan aliran energi lebih leluasa dibandingkan pasar Barat. Begitu banyak energi, uang, dan perhatian yang bergerak ke arah ini,” jelasnya.
Sementara itu, Community Manager Pintu Jonathan Hartono mengaku optimis pasar Web3 akan tumbuh pesat di Indonesia dengan tersedianya infrastruktur yang dapat menjembatani investor kripto dalam negeri untuk berinvestasi, berdagang dan juga dunia Web3 untuk berselancar, semuanya bisa dilakukan. . sebuah pintu – aplikasi.
“Kami juga yakin pengembang di Indonesia tidak hanya akan bertambah jumlahnya, namun mampu memberikan inovasi dalam skala global,” imbuhnya.
Pintu juga menjadi tuan rumah dalam acara crypto festival terbesar di Indonesia Coinfest Asia 2024. Di tengah kemeriahan kegiatan Coinfest Asia, Pintu kembali memeriahkan Coinfest Week dengan mengadakan BUIDLRS Web3 Sunset Gathering dengan tema “Unleashing Southeast Asia Web3 Potency” yang dihadirkan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel