Bisnis.com, JAKARTA – Total biaya kontrak baru BUMN Karya telah diberikan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) hingga Rp 30,02 juta hingga semester I/2024.

Capaian harga kontrak baru ketiga perusahaan tersebut mengalami penurunan dibandingkan semester I/2023 yang mencapai Rp36,10 juta. Dengan demikian, total nilai kontrak ADHI, PTPP, dan WIKA mengalami perubahan sebesar 16,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo, hingga semester I tahun ini perseroan mendapat kontrak baru senilai Rp9,65 juta. Harga ini lebih tinggi 16,95% dibandingkan tahun lalu yakni 11,62 juta. diturunkan menjadi Rp.

“Karena awal tahun 2024 masih terkait dengan persoalan pemilu dan situasi awal semester I masih belum menentu,” kata Joko saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/6/2024).

Menurut dia, dari total nilai kontrak baru hingga semester I/2024, lapangan kerja masih tumbuh dari sektor aset, disusul proyek konstruksi.

Sementara itu, WIKA mencatatkan harga kontrak baru sebesar Rp10,17 juta pada semester I/2024. Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 2,96% dibandingkan tahun lalu (YoY) yang mencapai Rp 10,48 triliun.

Presiden WIKA Agung Budi Waskito mengatakan kontribusi terbesar kontrak baru tersebut berasal dari sektor industri, disusul infrastruktur, EPC, gedung, dan properti.

Berdasarkan kombinasi pemberi kerja, sebagian besar biaya kontrak baru WIKA akan ditanggung oleh program pembayaran bulanan dari BUMN dan pemerintah.

“WIKA masih berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan, terutama pada area yang diharapkan tetap terjaga. “Kami yakin potensi dan kualitas kerja kami didukung oleh kepercayaan mitra,” ujarnya.

Menurut orang tersebut, perseroan akan terus berkembang dengan menggarap berbagai proyek potensial, khususnya di bidang EPC. Di bidang ini, WIKA dinilai memiliki level tinggi yang jarang diraih kompetitornya.

Di sisi lain, ADHI mendapat kontrak baru senilai Rp 10,2 juta pada semester I/2024. Kontrak baru dari pekerjaan konstruksi sebesar Rp 50%, penyediaan air sebesar 32% dan sisanya komponen jalan dan jembatan, pabrik dan EPC.

Sekretaris Adhi Karya Rozi Sparta, sumber pendanaan nilai kontrak baru perseroan hingga semester I/2024 akan 66% dari pemerintah, 29% dari swasta, dan sisanya berasal dari swasta. Dari BUMN dan lainnya.

“Dari sisi bisnis, kontrak pengadaan didominasi oleh lini engineering dan konstruksi sebesar 92%, disusul properti dan jasa sebesar 3%, kemudian lini manufaktur sebesar 5%, serta investasi dan ekuitas,” kata Rozi.

ADHI memiliki 112 proyek. Lebih spesifiknya, sektor properti menyumbang 48%, bangunan 38% dan sisanya dari sektor EPC, transportasi, dan persampahan.

Berikut informasi pelaksanaan kontrak baru ADHI, PTPP dan WIKA: 

ADHI: 

– Semester I/2023 : Rp 14 juta

– Semester I/2024 : Rp 10,2 juta

PTPP:

– Semester I/2023 : Rp 11,62 juta

– Semester I/2024 : Rp9,65 triliun

WIKA

– Semester I/2023 : Rp 10,48 juta

– Semester I/2024 : Rp10,17 triliun

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel