Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota-Astra Motor (TAM) menilai lebih cepatnya penjualan mobil hybrid dibandingkan battery electric vehicle (BEVs) tak lepas dari faktor resale value yang dicari konsumen.

Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto mengatakan nilai jual kembali menjadi salah satu faktor yang paling banyak dibicarakan konsumen saat memilih produk elektrifikasi. Selain itu, konsumen Indonesia cenderung menjual mobilnya setelah menggunakan produk tersebut selama beberapa waktu.

“Salah satu faktor tertinggi yang banyak dibicarakan adalah nilai jual kembali. “Jadi kenapa yang hybrid lebih besar diterima karena dirasa nilai jualnya sangat bagus,” ujarnya di Bandung, dikutip Jumat (3/5/2024).

Sementara faktor lainnya adalah pengguna tidak perlu khawatir dengan infrastruktur pengisian daya saat menggunakan mobil hybrid. Misalnya Yaris Cross Hybrid yang konsumsi bahan bakarnya 1:31 atau 1 liter untuk jarak 31 km.

Sementara itu, penggunaan bahan bakar yang diklaim lebih irit juga disesuaikan dengan kebutuhan mobilitas penggunanya. Namun dia juga tidak menyangkal bahwa kendaraan listrik baterai (BEV) akan mengalami pertumbuhan seiring dengan perbaikan infrastruktur.

Terkait teknologi elektrifikasi, Toyota memiliki pemahaman yang beragam dengan memperkenalkan beragam produk ramah lingkungan dibandingkan hanya berfokus pada satu teknologi saja. Toyota saat ini sedang mempelajari teknologi sel bahan bakar hidrogen menjadi etanol untuk pengembangan lebih lanjut.

FYI, Toyota masih mendominasi dengan penjualan hingga 6.917 unit pada Januari hingga Maret 2024. Innova Zenix Hybrid menjadi model terlaris dengan 5.636 unit.

Mobil hybrid lain yang dijual Toyota adalah Corolla Cross Hybrid 11 unit, Yaris Cross Hybrid 855 unit, Alphard Hybrid 277 unit, dan Vellfire Hybrid 75 unit.

“Hibrida dirilis setiap tahun, kan? “Pasti akan ada lebih banyak lagi tahun ini,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel